REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono meminta masyarakat Indonesia tidak resah adanya kenaikan harga sembilan kebutuhan pokok (sembako), khususnya beras. Agung mengakui memang ada kenaikan harga Sembako, tapi kenaikan tersebut adalah gejala sementara karena adanya peningkatan permintaan dalam waktu bersamaan.
"Seperti kenaikan kebutuhan industri rumah tangga dan ibu rumah tangga," kata Agung saat menghadiri acara penyerahan 11.700 paket sembako untuk warga kurang mampu di Gunung Kidul, Sabtu (21/7).
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengatakan, saat ini cadangan beras perintah mencapai dua juta ton yang ada di Bulog. Ketersediaan beras ini belum termasuk yang berada di masyarakat. Rencananya, rumah tangga sasaran pada Ramadhan ini akan mendapat jatah beras untuk keluarga miskin sebanyak 30 kilogram.
"Kami sudah memutuskan ada Raskin 13 yang diberikan Ramadhan ini. Biasanya setiap rumah tangga sasaran tiap bulannya hanya 15 kilogram, tapi Ramadhan ini menjadi 30 kilogram," kata menteri 63 tahun itu.
Adanya warga miskin yang belum mendapat jatah raskin, Agung meminta pemerintah daerah untuk menggunakan data terbaru yang dimiliki Badan Pusat Statistik. Pasalnya, data kemiskinan dibuat berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 (PPLS 2011) untuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) sangat valid tingkat akurasi datanya.
"Kalau nanti masih ada warga miskin yang belum tercatat, maka setiap depot logistik (dolog) di bawah pengawasan Bulog akan melakukan pendataan dan mencatatnya," ucap Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.
Terkait bencana kekeringan akibat kemarau, Agung mengatakan, instansinya belum mendapatkan laporan dari daerah. Meski demikian, kementeriannya telah menyiapkan dana penanggulangan bencana kekeringan. "Kita menunggu laporan dari daerah. Meski demikian, pemerintah akan mengalokasikan dana, tapi tergantung pada kondisi daerah masing-masing," tandas mantan Ketua DPR RI itu.