REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie berharap, eksekutif tidak memberi celah kepada legislatif untuk korupsi. Bila hal ini dilakukan, Marzuki yakin korupsi tidak akan terjadi baik di legislatif maupun eksekutif.
"Persoalannya ada yang ngojok-ngojokin (membujuk). Sehingga terjadilah korupsi di DPR itu," kata Marzuki kepada wartawan saat dimintai pendapat soal pernyataan SBY bahwa ada kongkalikong antara eksekutif dan legislatif dalam perbuatan korupsi, Jumat (20/7), di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
Marzuki mengatakan korupsi di legislatif tak mungkin berdiri sendiri. Di dalamnya pasti terdapat peran eksekutif. "Saya jamin 100 persen terkait dengan eksekutif," ujarnya. Marzuki mencontohkan, kasus korupsi Alquran yang melibatkan anggota DPR saat ini.
Marzuki menyatakan, bila DPR ingin bersih dari korupsi, eksekutif sebaiknya tidak memberikan apa-apa setiap ingin mengajukan anggaran. Hal ini diakui Marzuki akan membuat proses pencairan anggaran tidak maksimal dan berlarut, namun ini lebih baik daripada mendapat anggaran besar tapi dikorupsi. "Anggaran belum dapat besar biar saja. Tahun depan kan bisa mengajukan lagi," katanya.
Kembali ke pernyataan SBY, Marzuki menilai, pernyataan itu tepat. Menurut Marzuki pernyataan itu merupakan peringatan kepada para menteri untuk mengawasi kinerja bawahan mereka. Di sisi lain pernyataan itu juga merupakan peringatan kepada fraksi-fraksi di DPR agar lebih ketat mengawasi anggotanya.