Kamis 19 Jul 2012 21:30 WIB

Soal Rohingnya, PBNU Minta Pemerintah Tempuh Jalur Diplomasi

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Hafidz Muftisany
Seorang wanita pengungsi Rohingya menangis sambil menggendong bayinya.
Foto: Andrew Biraj/Reuters
Seorang wanita pengungsi Rohingya menangis sambil menggendong bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) menyatakan keprihatinannya terhadap penderitaan Muslim Rohingya di Myanmar. PB NU mendesak pemerintah menempuh jalur diplomasi untuk turut menyelesaikan permasalahan yang membelit hampir satu juta warga Rohingya itu.

"Kementerian Luar Negeri mestinya bisa berbuat sesuatu melalui jalur-jalur diplomatik," kata Katib Aam PB NU KH A Malik Madaniy di Jakarta, Kamis (19/7).

Keprihatinan PB NU terhadap nasib Muslim Rohingya, lanjut dia, bukan sebatas karena mereka adalah saudara seiman, namun juga karena mereka adalah manusia yang memiliki hak-hak asasi. Karena itu, persoalan tersebut tidak hanya milik Myanmar, namun juga beban bagi komunitas internasional.

"Bila perlu, Presiden turun langsung dan membawa persoalan Rohingya ke forum ASEAN," tandasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement