REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) menyatakan keprihatinannya terhadap penderitaan Muslim Rohingya di Myanmar. PB NU mendesak pemerintah menempuh jalur diplomasi untuk turut menyelesaikan permasalahan yang membelit hampir satu juta warga Rohingya itu.
"Kementerian Luar Negeri mestinya bisa berbuat sesuatu melalui jalur-jalur diplomatik," kata Katib Aam PB NU KH A Malik Madaniy di Jakarta, Kamis (19/7).
Keprihatinan PB NU terhadap nasib Muslim Rohingya, lanjut dia, bukan sebatas karena mereka adalah saudara seiman, namun juga karena mereka adalah manusia yang memiliki hak-hak asasi. Karena itu, persoalan tersebut tidak hanya milik Myanmar, namun juga beban bagi komunitas internasional.
"Bila perlu, Presiden turun langsung dan membawa persoalan Rohingya ke forum ASEAN," tandasnya