Rabu 18 Jul 2012 19:45 WIB

Mengintip Ziarah Kubur Muslim Kendari dan Papua

Ziarah kubur di salah satu pemakaman Jakarta.
Foto: jakartafokus.com
Ziarah kubur di salah satu pemakaman Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ziarah kubur jelang bulan Ramadhan ternyata tak hanya milik umat Muslim di tanah Jawa saja. Umat Muslim di Kendari, Sulawesi Tenggara, hingga umat Muslim yang tinggal di Jayapura, Papua, melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk mengingat kematian itu.

Seperti di Taman Pemakaman Umum (TPU) Punggolaka, Kendari yang ramai dikunjungi para peziarah, dua hari jelang Ramadhan. "Kami datang untuk membersihkan kubur juga mengirim doa kepada keluarga yang sudah mendahului," ungkap Agusalim (47) salah seorang penziarah.

Pemandangan serupa juga terjadi di TPU Islam yang terletak di kawasan Abepantai Kodya Jayapura. TPU tersebut nampak ramai dikunjungi warga kota yang melakukan ziarah kubur. "Kami sengaja datang saat ini," kata Ali, seorang peziarah.

"Selain untuk membersihkan kubur juga mengirim doa kepada keluarga yang sudah mendahului."

Seperti kata pepatah, ada gula ada semut, banyaknya warga yang datang ke TPU dimanfaatkan para pedagang dadakan untuk menjual keperluan para peziarah. Seperti bunga potong yang dijual sebesar lima ribu rupiah per kantong di TPU Punggolaka. Sedangkan jasa membersihkan makam, tergantung kesepakatan yang besarnya bervariasi antara sepuluh ribu rupiah, hingga Rp 15 ribu per orang.

Rizki juga datang untuk para anak-anak di sekitar makam yang menjual jasa air untuk menyiram pusara. Mereka menjual air lima ribu rupian untuk jerigen isi lima liter air, dan Rp 7.500 untuk satu jerigen isi 10 liter air.

Namun, harga bunga dan harga membersihkan makam melonjak dua kali lipat di TPU Islam Abepantai Jayapura. Untuk harga bunga potong dijual sepuluh ribu rupiah per kantong, sedangkan jasa membersihkan makam bisa mencapai Rp 20 ribu per orang.

Perbedaan di dua TPU itu juga terjadi di tarif parkir. Untuk TPU Punggolaka, tidak ada pungutan liar. Artinya para peziarah yang membawa sepeda motor atau mobil yang parkir di areal sekitar TPU, tidak ditarik tarif parkir oleh warga maupun pemerintah setempat. "Kami tidak memungut jasa parkir walaupun diyakini pemilik kendaraan tidak keberatan. Mudah-mudahan pemerintah mengatur tarif jasa parkir untuk pendapatan daerah dan penghasilan bagi warga sekitar taman pemakaman," kata warga sekitar, Aslin (49).

Sementara di TPU Islam Abepantai Jayapura, banyaknya warga yang membawa kendaraan bermotor dimanfaatkan warga sekitar TPU untuk memungut uang parkir. Gilanya, satu mobil ditarik Rp 50 ribu dan sepeda motor Rp 20 ribu.

Tak pelak, tingginya biaya parkir itu menyebabkan para penziarah seringkali merasa menggeluh karena jasa tersebut juga terkadang masih harus ditambah dengan biaya lainnya. "Untuk jasa parkir terkadang kami harus membayar lebih mahal karena ada oknum warga lainnya yang juga memunggut iuran selain dipintu masuk makam," ungkap Tri warga Dok V yang mengaku setiap tahun melakukan ziarah ke makam keluarganya di TPU Islam Abepantai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement