Selasa 17 Jul 2012 19:13 WIB

PBNU Kecewa Protokoler Istana Presiden, Ada Apa?

Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj (kiri).
Foto: Antara/Jessica Wuysang
Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdatul Ulama kecewa kepada protokoler kepresidenan yang tidak memberikan kesempatan kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj untuk menyampaikan sambutan di acara puncak peringatan hari lahir ke-78 Gerakan Pemuda Ansor di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin (16/7) malam.

"Acara tadi malam lancar, bagus, dan hebat. Cuma kurangnya tidak ada sambutan Ketua Umum PBNU, dan itu menyalahi tradisi NU," kata Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, sudah menjadi tradisi di NU bahwa Ketua Umum PBNU selalu memberikan sambutan di dalam acara resmi berskala nasional yang digelar badan otonom di jajaran NU, termasuk GP Ansor.

"Ketua umum hadir di acara Banom NU yang bersifat nasional dan beliau hadir di situ, kenapa tidak diberi kesempatan untuk memberikan sambutan," katanya.

Setelah ditelusuri ternyata tidak disediakannya waktu bagi Ketua Umum PBNU untuk menyampaikan sambutan karena kebijakan pihak protokoler istana.

"Saya sudah mengecek ke teman-teman, ya memang mereka menyatakan semestinya (pidato Ketua Umum PBNU) harus ada, tapi ini kehendak dari protokol istana," kata Slamet.

Acara puncak peringatan hari lahir ke-78 Gerakan Pemuda Ansor di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Senin malam, memang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, selain dihadiri pula oleh pengurus PBNU, PWNU, PAC, serta puluhan ribu Banser.

Dengan adanya "kecelakaan tradisi" ini, Slamet berharap ke depan pihak protokoler istana bisa lebih arif dengan menghormati tradisi NU serta standar operasional prosedur (SOP) di suatu organisasi, sehingga kehadiran presiden tidak mengurangi kearifan lokal serta tradisi yang ada.

"Harapan saya ke depan, sambutan atau amanat presiden jangan mengurangi standar yang biasa dilakukan di lingkungan NU. Presiden hadir di acara Banom NU atau di lingkungan NU adalah bagian dari keberadaan beliau di tengah-tengah rakyat, tapi jangan sampai keberadaan presiden kemudian mengurangi SOP dan tradisi di lingkungan NU, di mana Ketua Umum PBNU pasti memberikan sambutan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement