REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, mengatakan dari pengalaman Partai Golkar tidak akan memberhentikan anggotanya jika tersangkut kasus korupsi. Hal ini, menurutnya, karena terlalu banyak kader-kader Partai Golkar yang melakukan praktek yang sama seperti yang dilakukan Zulkarnain.
“Ibarat supir bus kota dilarang saling mendahului. Jika Zulkarnain dipecat maka bisa saja dia akan bernyanyi mengenai permainan-permainan kader-kader Partai Golkar lainnya. Oleh karena itu kecenderungan di Golkar justru saling melindungi,” jelasnya, saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (17/7).
Dirinya pun menyakinkan bagaimana Partai Golkar selalu melindungi anggotanya yang sudah kerap disebut-sebut dalam perkara kasus korupsi. “Orang yang sudah sering-sering disebut melakukan korupsi saja tidak pernah diapa-apakan, kok dan masih aman di posisinya. Jangankan Zulkarnain yang baru sekali disebut kan,” imbuhnya.
Terkait dengan survei rating Partai Golkar yang mencapai 20 persen saat ini, Iberamsjah pun meragukannya. Dia yakin, jumlah orang yang percaya pada Partai Golkar sangat kecil dan tidak mencapai 10 persen. "Apalagi ditambah dengan kasus korupsi pengadaan Alquran ini saya yakin suaranya makin jatuh lagi. Jangan rendahkan kecerdasan rakyat, rakyat sama sekali tidak bodoh."