REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Prevalensi anak-anak di provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang mengalami stunting, mencapai 44 persen. Penyebab utamanya, adalah banyaknya kesalahan persepsi yang terjadi pada masyarakatnya, sehingga tidak bisa memberikan asupan gizi secara maksimal dan tepat bagi anak-anaknya.
Menurut Community for Development UNICEF Aceh Zone, Nurdahlia Lairing, banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya," katanya di kantor UNICEF Aceh, di Banda Aceh, Aceh, Senin (16/7).
Banyak persepsi yang salah, yang kini masih saja banyak dipercaya oleh masyarakat. Misalnya, menerjemahkan anak yang menangis. "Bayi menangis itu juga tak hanya mengindikasikan lapar, sel-sel otak atau sarafnya juga ingin mendapatkan stimulasi, tidak hanya perutnya," jelasnya.
Health Officer UNICEF Aceh Zone, Dr Herdiana, mengatakan banyak ibu yang tak juga sanggup memberikan asupan ASI eksklusif pada bayinya. Penyebabnya, antara lain karena sang ibu tidak percaya diri bisa memberikan ASI secara penuh, tidak terbiasa melakukan pemerahan ASI, dan dukungan keluarga yang kurang karena beban kerja sang ibu menyusui tidak dikurangi.
Pemberian asupan makanan yang salah juga menjadi penyebab mengapa banyak anak di daerah Aceh yang mengalami stunting. Misalnya, kata dia, adalah pemberian air putih dan air gula, padahal bayi yang berusia di bawah enam bulan harusnya hanya mendapatkan asupan makanan dari ASI eksklusif. "Bahkan yang terjadi malah 80 persen asupan yang diberikan ya hanya air itu," katanya.
Banyak juga mitos yang irasional tetapi masih dipercaya oleh masyarakat. Misalnya adalah pemberian buah pisang. Masyarakat Aceh sendiri, percaya bahwa jika anak diberi asupan makanan berupa Pisang 'Owa' akan membuat tubuhnya kuat dan pintar. "Padahal anak di bawah sembilan bulan kan tidak boleh diberi makan pisang, karena tubuhnya belum memproduksi enzim yang bisa mencerna zat-zat di dalam pisang," katanya.
Terakhir, penyebab anak-anak stunting ini adalah para ibu yang lebih memilih memberikan susu formula dibandingkan ASI. Hal ini terutama terjadi di daerah yang agak ramai, misalnya Aceh Besar dan Aceh Timur yang dekat dengan kota Medan. Jika berbagai mitos, persepsi dan kebiasaan yang salah ini bisa dibenahi, menurutnya, bisa meminimalisir jumlah anak stunting yang ada.