Ahad 15 Jul 2012 15:07 WIB

KPK Klaim Baju Tahanan Munculkan Efek Jera

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Karta Raharja Ucu
Empat model baju tahanan KPK yang diluncurkan lembaga pimpinan Abraham Samad itu. Baju tahanan itu diklaim mampu melahirkan efek jera kepada pemakainya.
Empat model baju tahanan KPK yang diluncurkan lembaga pimpinan Abraham Samad itu. Baju tahanan itu diklaim mampu melahirkan efek jera kepada pemakainya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Widjodjanto mengatakan, alasan lembaganya membuat baju tahanan adalah untuk memunculkan efek jera kepada para pemakainya, yakni para koruptor. Sebab diakui Bambang, selama ini orang yang ditahan KPK diperlakukan sangat 'lembut' dibanding penegak hukum lainnya.

"Nah lihat waktu kita mewajibkan pakaian ini digunakan oleh tahanan kita. Bupati Buol contohnya, dia sama sekali tidak mau menghadapi sorotan kamera wartawan. Ia harus tertunduk malu. Ini dampaknya dari pewajiban penggunaan baju tahanan itu," kata Bambang di Tanjung Lesung, Pandeglang, Jumat (13/7) kemarin.

Selain mengenakan baju tahanan, para tersangka maupun terdakwa KPK, akan diborgol saat keluar Rutan KPK untuk menjalani pemeriksaan maupun persidangan. Namun, khusus untuk di persidangan, mereka hanya mengenakan baju dan borgol itu sampai di depan pintu pengadilan. (baca: KPK Luncurkan Baju Tahanan untuk Koruptor).

"Karena begitu mereka masuk ke dalam ruang sidang, mereka harus menjadi manusia yang merdeka. Bukan sebagai tahanan," kata Bambang.

Sebelumnya, beberapa orang tahanan KPK telah menggunakan baju khusus ini. Tahanan KPK pertama yang mengenakan baju itu di depan publik adalah Bupati Buol, Amran Batalipu yang saat ini menjadi tersangka kasus suap Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement