REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN - Dua pekerja proyek pembangunan pondok pesantren Ass-Shidqu di Dusun Pajaten, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jabar, tewas tertimbun fondasi bangunan pesantren yang ambruk. Runtuhnya pondasi diduga akibat tanah yang labil.
Adapun dua korban tewas masing-masing bernama Taman (43 tahun) dan Saridah (43 tahun). Keduanya merupakan warga Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jabar.
Peristiwa itu juga menyebabkan dua pekerja lainnya terluka. Mereka adalah Yusuf, warga Desa Sampiran, Kecamatan Talun, dan Udi (25 tahun), warga Desa Halimpu, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lokasi kejadian, kecelakaan terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, keempat pekerja yang menjadi korban bersama 19 pekerja lainnya sedang membuat fondasi bangunan untuk kelas baru.
Pembuatan fondasi itu diawali dengan penggalian tanah sedalam lima meter dan lebar satu meter. Fondasi tersebut kemudian ditutup dengan balai yang merupakan susunan batu dengan adukan semen untuk menghubungkan rangka besi satu dengan lainnya.
Namun, ketika pembangunan balai itu baru mencapai sekitar lima meter, bangunan tiba-tiba ambruk. Diduga, hal itu disebabkan kondisi tanah yang basah dan rapuh karena merupakan bekas persawahan.
Akibat peristiwa tersebut, empat pekerja yang ada di sekitar lokasi pun langsung tertimbun reruntuhan bangunan. Mereka tak sempat menghindar karena kejadiannya sangat cepat.
Dari empat pekerja itu, dua di antaranya tewas di lokasi kejadian. Sedangkan dua lainnya mengalami luka patah pada tangan dan kaki. Baik korban tewas maupun luka-luka kemudian dibawa ke IGD RSIA Linggajati dengan diantar sejumlah pengurus pondok pesantren.
''Kejadian tersebut membuat para pekerja panik,'' ujar seorang warga setempat yang turut membantu proses evakuasi, Dudung.
Pihak pesantren kemudian melakukan proses pengurusan jenazah terhadap kedua korban meninggal. Setelah itu, jenazah kedua korban diserahkan kepada masing-masing keluarga. Sedangkan korban luka dirujuk ke RST Ciremai, Cirebon, untuk pengobatan lebih lanjut.
Kapolsek Cilimus, Kompol Sri Muktiningsih, menjelaskan dari hasil olah TKP, peristiwa tersebut murni kecelakaan. ''Keluarga para korban pun menerima dengan ikhlas,'' kata Sri.
Ketua Yayayasan Hasnur Al-Arsyad, H Abdurrahman, sebagai penanggung jawab pembangunan pesantren tersebut menyatakan, tidak menduga terjadinya peristiwa tersebut. Namun, pihaknya akan bertanggung jawab dan menanggung semua biaya pengobatan bagi para korban luka. Sedangkan untuk korban meninggal, akan diberi santunan bagi keluarga yang ditinggalkannya.