REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen Polisi Didiek Sutomo Triwidodo mengatakan pihaknya bakal meningkatkan operasi penyakit masyarakat menjelang Ramadhan 1433 Hijriyah.
"Dengan ditingkatkannya intensitas operasi penyakit masyarakat (pekat) atau terkait dengan istilah 'molimo' (bahasa Jawa) atau 5-M, seperti madat (narkotika), minum (minuman keras), main (judi), maling (mencuri), dan madon (pelacuran), diharapkan selama bulan puasa tidak ada gangguan keamanan," ujarnya ketika melakukan kunjungan ke Kepolisian Sektor Jekulo, Kudus, di Kudus, Senin (9/7).
Diharapkannya, semua pihak termasuk pemda setempat bahu membahu menanggulangi berbagai bentuk penyakit masyarakat yang berpotensi mengganggu kekhusyukan ibadah puasa. Dukungan pemda setempat, kata Didiek, terkait keberadaan kafe yang digunakan untuk berkaraoke yang biasanya menyediakan pekerja seks kemersial serta minuman keras.
Jika sudah diantisipasi melalui pendekatan persuasif, organisasi masyarakat atau masyarakat umum yang akan menjalankan ibadah puasa tidak akan mengambil tindakan sendiri. "Kepolisian juga tetap melakukan penegakan hukum terkait penyakit masyarakat," sebut dia.
Didie menegaskan, terkait dengan persiapan pengamanan menjelang bulan puasa dan Lebaran, jajaran Polda Jateng akan mengerahkan tiga per empat kekuatan yang ada. "Kekuatan tersebut akan diterjunkan secara maksimal menjelang memasuki hari Lebaran," ujarnya.
Berdasarkan hasil evaluasi selama beberapa tahun terakhir, masih kata Didiek, penyediaan regu penembak jitu di daerah rawan tidak terlalu diperlukan. Meski demikian, pengamanan lalu lintas akan ditekankan di wilayah perbatasan antara Jawa Barat dengan Jateng serta dari Semarang ke wilayah selatan. Sedangkan untuk wilayah Semarang ke timur, katanya, berdasarkan pengalaman sebelumnya tidak terlalu padat. "Kita belajar dari pengalaman tahun lalu. Akan tetapi, semua wilayah yang ada di Jateng akan menjadi perhatian," ujarnya mengakhiri.