Senin 09 Jul 2012 17:34 WIB

Sekolah Khusus Perikanan dari Kadin

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Kadin
Foto: www.pipimm.or.id
Kadin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Potensi perikanan di Indonesia maupun di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) belum terkelola dengan baik. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prayanto mengatakan Indonesia perlu menciptakan nilai tambah (value added) agar hasil dari sektor perikanan dapat memeroleh hasil yang maksimal.

 

Untuk memajukan usaha perikanan terutama dalam membangun SDM Perikanan yang terampil, KADIN akan mendirikan sekolah untuk pendidikan dan latihan industri perikanan yang sedang dalam proses pembangunan di Pulau Seram Maluku.

 

"Sekolah ini untuk mendidik para generasi muda dalam menguasai bidang perikanan yang bukan hanya secara teknis tetapi juga sebagai wirausaha atau entrepreneur di bidang perikanan," kata Yugi dalam keterangan pers, Senin (9/7).

 

Melalui pendidikan itu, ia berharap agar generasi muda tertarik untuk berprofesi di bidang perikanan. Baik sebagai tenaga terampil maupun sebagai pengusaha perikanan. Sehingga usaha perikanan bisa maju dengan pesat dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Dalam pelaksanaan program ini, Kadin akan bekerja sama dengan Institute Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Pattimura Ambon. Kedua universitas ini akan menyiapkan materi pelajaran. Sementara untuk bangunan sekolah, asrama, fasilitas praktik, kapal praktik serta fasilitas lainnya dari kerja sama dengan perusahaan swasta.

 

Dipilihnya Pulau Seram untuk menjadi lokasi Sekolah Pendidikan dan Latihan Industri Perikanan disebabkan karena lokasi geografis yang strategis. Pulau Seram terletak di tengah kawasan timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Maluku dan Papua.

 

"Pulau Seram bisa menjangkau seluruh laut di Indonesia Timur untuk praktik lapangan, memiliki sumber daya perikanan laut yang berlimpah, memiliki tambak udang yang dapat digunakan untuk praktek, telah tersedia pula berbagai fasilitas dan infrastruktur lainnya untuk praktik para siswa-siswi, sekaligus memperkenalkan Indonesia Timur kepada seluruh bangsa Indonesia," jelas Yugi.

 

Menurut Yugi, usaha perikanan memiliki prospek/ masa depan yang cerah. Namun selama ini Indonesia masih belum bisa mengelola sumber daya perikanan baik laut maupun darat. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa  profesi nelayan masih dianggap masyarakat sebagai profesi yang kurang menarik. Para sarjana perikanan pun lebih suka bekerja di Bank atau sektor nonperikanan lainnya daripada bekerja di sektor perikanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement