Senin 09 Jul 2012 01:02 WIB

Mahasiswa-WNI di Melbourne Dukung KPK

Gedung KPK
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Gedung KPK

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah mahasiswa dan warga negara Indonesia di Melbourne, Australia, menggelar aksi dukungan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Aksi yang diikuti komunitas yang menamakan dirinya "Indomelb" itu digelar di Federation Square atau semacam alun-alun di Kota Melbourne, Ahad (8/7).

Dalam siaran persnya di Denpasar, koordinator aksi, Aminudin M Ramdhan, mengatakan, aksi itu diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan orasi oleh beberapa perwakilan massa. Aksi kemudian dilanjutkan dengan pencabutan tanda bintang di spanduk yang merupakan simbol agar DPR segera mencabut tanda bintang pembangunan gedung KPK.

Aksi juga diselingi oleh pembacaan puisi dan pembubuhan tanda tangan dalam spanduk "Voice from Melbourne: Indonesia without Corruption!" yang rencananya akan diserahkan melalui Perwakilan Indonesia di Melbourne.

Dalam orasinya mereka menyoroti semakin menjadi-jadinya praktik korupsi di tanah air. Korupsi pencetakan Alquran yang diduga melibatkan para politikus dan pejabat di Kementerian Agama tidak luput dari perhatian mereka.

"Terlepas dari beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki, di setiap perkuliahan di sini, kami selalu bangga menyebut bahwa di negeri kami ada lembaga negara yang begitu ditakuti dalam pemberantasan korupsi. Itulah KPK. Dan kami tidak rela KPK ini terus menerus dilemahkan," kata Ali Murtado selaku juru bicara aksi yang tercatat sebagai mahasiswa Melbourne Law School, University of Melbourne, menambahkan.

Para peserta aksi juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan Indonesia yang bebas korupsi. Mereka juga menyerukan kepada DPR dan para penyelenggara negara lain untuk bersinergi dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Dalam aksi itu, Indomelb juga melakukan penggalangan dana untuk membantu pemberantasan korupsi di tanah air, termasuk saweran untuk pembangunan gedung KPK. "Namun saweran tidak dilakukan dengan turun ke jalan. Saweran dilakukan dengan tetap memperhatikan citra bangsa, yakni hanya dilakukan melalui transfer atau penyerahan langsung kepada panitia yang ditunjuk," katanya.

Sampai saat ini terkumpul dana sekitar 200 dolar Australia. Penggalangan dana akan diteruskan sampai 31 Juli 2012 dengan ketentuan membatasi sumbangan maksimal 100 dolar Ausralia per orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement