REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Sebanyak 1.500 warga Tanah Merah yang melakukan aksi unjuk rasanya di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (5/7), berusaha menerobos masuk ke dalam gedung.
Setelah berhasil merubuhkan pagar hitam di sisi kiri gedung, warga nekat menerobos baris pertahanan ratusan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan polisi yang berjaga di depan gedung.
Setelah bertahan selama dua jam, akhirnya warga pun masuk melompati pagar yang sudah roboh tersebut. Sekitar pukul 15.20 WIB, mereka memenuhi halaman Balai Kota.
Koordinator aksi, M Huda, meminta para ibu dan perempuan masuk ke dalam halaman gedung balai kota. "Ibu-ibu silakan masuk ke dalam balai kota, karena gedung ini adalah gedung rakyat. Tapi jangan buat keributan. Kelilingi saja halaman balai kota ini, biar pejabat yang di dalam keluar menemui kita," kata Huda.
Satpol PP DKI dan polisi telah membuat blokade yang lengkap menggunakan tameng dan perlengkapan anti huru hara lainnya. Beberapa ibu tampak menangis dan berteriak dihadapan petugas keamanan tersebut. "Berikan kami KTP. Berikan anak kami akte kelahiran. Gara-gara itu, anak kami ga bisa sekolah," ujar Ani (37 tahun), warga Tanah Merah, Plumpang, Jakarta Utara.
Mereka menagih janji dari pejabat pemerintah yang akan memberikan KTP sebelum pilkada berlangsung. Namun hingga saat ini, janji itu tidak terealisasi. "Kami akan nginep disini sampai malam. Kami akan tetap disini sampai KTP kami diberikan," teriak mereka.
Warga juga menyampaikan keinginannya untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan Pilkada."Masa orang lain nyoblos, kami nggak bisa nyoblos. Kami pengen rasain pilkada juga. Kami juga ingin punya KTP," ujar ratusan ibu ini.
Suasana di halaman gedung Balaikota DKI semakin ramai. Saat ini, kaum perempuan warga Tanah Merah duduk-duduk di depan barisan blokade Satpol PP DKI yang berada di depan lapangan Balai Kota DKI