REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Palestina, dipandang bukan hanya sebagai fasilitas medis bagi rakyat Palestina, namun juga simbol persaudaraan kedua bangsa.
"Rumah Sakit Indonesia di Gaza itu bukan hanya fasilitas medis, namun membawa berbagai pesan. Itu dilihat sebagai simbol persaudaraan bangsa Palestina dan bangsa Indonesia," kata Dr Ribhi Halloum Hijazi, koordinator gerakan Global March to Jerusalem (GMJ), di Bandung, Kamis (5/7).
Halloum Hijazi yang sedang menghadiri konferensi pembebasan Al-Quds dan Palestina di Bandung, mengatakan kehadiran rumah sakit yang dibangun organisasi Merc-C (Medical Emergency Rescue-Committee) sangat penting bukan hanya karena sebagai fasilitas medis modern.
Menurut dia, RS Indonesia di Gaza itu membawa tiga pesan, pertama solidaritas mendalam rakyat Indonesia dengan rakyat Palestina. Kedua pesan kepada Israel cara apapun yang ditempuhnya, teknologi apapun yang digunakan, negara Zionis itu tak akan bisa memusnahkan bangsa Palestina karena rakyat Palestina tidak sendirian.
Pesan ketiga, kata Halloum Hijazi, pesan kepada rakyat Palestina sendiri bahwa meski terpisah jarak lebih 7.000 km, mereka tidak sendirian karena rakyat Indonesia bersama mereka. Kehadiran permanen rumah sakit cermin bahwa rakyat Indonesia selalu bersama rakyat Palestina sampai mendapatkan hak-hak mereka kembali sepenuhnya.
Mengenai kemajuan konstruksi rumah sakit di Bayt Lahiya sekitar 2,5 km dari perbatasan dengan Israel itu, pembina Merc-C dr. Jose Jurnalis mengatakan, sejauh ini pembangunan sudah mencapai tahap penyelesaian konstruksi dasar.
"Dana yang terkumpul sepenuhnya berasal dari sumbangan berbagai lapisan masyarakat. Ada yang menyumbang koin Rp200 sampai Rp100 juta, sungguh-sungguh hanya dana sumbangan masyarakat," kata Jurnalis yang menegaskan proyek rumah sakit itu sepenuhnya terkait kemanusiaan.