REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI---Ratusan wali murid yang hendak mendaftarkan anaknya bersekolah di SMPN 3 Kediri, Jawa Timur, saling berebut nomor untuk penerimaan murid baru atau peserta didik baru (PPDB) 2012.
Ganisworo, salah seorang wali murid mengaku sangat kesal dengan sikap panitia yang dinilai tidak siap. Mereka terlihat lamban dalam mengurus penerimaan siswa baru yang memang baru dibuka pada Jumat. "Panitia sepertinya kurang siap, jadi bisa antre seperti ini," ucapnya.
Ia mengatakan memang ada sejumlah sekolah yang menjadi tujuan untuk anaknya bersekolah, di antaranya sekolah itu adalah SMPN 3 Kediri. Di tempat ini, dinilai sekolah yang cukup bagus, sehingga mendaftarkan anaknya di sekolah ini.
Namun, ayah dari Yusma, pemilik nilai ujian akhir (NUN) rata-rata 9.383 ini menyayangkan masih belum maksimalnya pelayanan PPDB pada tahun ini.
Ia berharap, panitia segera sigap dalam melayani penerimaan ini, sehingga nantinya tidak terjadi kerusuhan.
Suprapto, wali murid lainnya asal Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini juga mengaku agak kesal.
Kakek Danang, pemilik NUN 26,35, berharap wali murid dimasukkan ke sebuah ruangan, kemudian nomor urut verifikasi dibaginya secara merata. "Dengan itu, pembagian akan lebih tertib, daripada berebut khawatirnya justru ada yang terluka," ucapnya.
Wali murid memang ramai-ramai mendaftarkan anaknya ke sekolah. Pada hari Jumat, memang hari pertama sehingga semua ramai untuk mengambil nomor urut antrean guna verifikasi data.
Kepala SMPN 3 Kediri Marsudi Nugroho menyadari animo wali murid untuk mendaftarkan anaknya di hari pertama biasanya memang tinggi. Bukan hanya di sekolah ini, melainkan juga di sekolah lainnya.
"Wali murid biasanya datang di awal pendaftaran, sehingga terjadi antrean, padahal masa pendaftaran masih cukup lama sampai nanti hari Selasa (3/7)," ujarnya.
Ia mengatakan, memang untuk pendaftaran dilakukan verifikasi yang cukup ketat. Pihaknya tidak segan menolak jika ada berkas dari anak itu masih kurang lengkap.
Beberapa di antaranya adalah lampiran hasil pendaftaran lewat jaringan internet melalui "website" sekolah, yang dilengkapi dengan ijazah.
Jika itu tidak dilampirkan, dikhawatirkan nantinya akan mempersulit proses administrasi, padahal itu juga sesuai dengan aturan dari wali Kota.