REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masalah harga gas tidak akan bisa berakhir, jika beluma da kebijakan yang tegas dalam pengaturannya dari hulu ke hilir. Menurut Dirjen Basis Industri Manufaktur, Panggah Susanto, Indonesia memerlukan kebijakan yang mencakup sektor hulu, transporter dan industri sebagai pengguna gas.
“Kalau tidak diatur suatu policy yang bisa merangkum semua pihak ini, maka masalah gas ini akan selalu timbul,” ujar Panggah saat berdiskusi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Jumat (29/6).
Pengusaha yang memprotes kenaikan harga gas bisa sedikit bernafas lega. Kenaikan harga gas untuk industri oleh PGN yang semula dilakukan pada 15 Mei sebesar 55 persen, diundur hingga September mendatang. Mulai 1 September, harga gas naik 35 persen, disusul kenaikan 15 persen pada 1 April 2013. Bagi industri yang sudah terlanjur membayar kenaikan harga per 15 Mei lalu akan dikembalikan.
Namun, kata dia, persoalannya bukan di masalah harga gas saja, namun pengaturan secara keseluruhan. Ia mengatakan, kebijakan gas yang ada sekarang ini belum terintegrasi antara hulu, distributor dan hilir. Menurutnya, di masa yang akan datang Kementerian Perindustrian dan ESDM akan menetapkan kebijakan bersama. Kebijakan itu, kata Panggah, harus ada mekanisme penetapan harga agar tidak terus-menerus menjadi dilema.
“Kebutuhan gas akan terus berkembang sehingga kepastian mengenai suplai energi harus ada,” kata dia. Panggah mengatakan, PGN tak lagi bisa mematok harga gas sendiri tanpa berkonsultasi dengan pemerintah. Namun, hal itu dimungkinkan saja bisa terjadi asal dalam penentuan harga gas, PGN mengajak pengusaha pengguna gas untuk berunding. Ia mengatakan PGN tidak boleh dalam posisi ‘abu-abu’, melainkan harus tegas antara monopoli atau pasar bebas.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PGN, Jobi Trinanda Hasjim, membantah PGN melakukan monopoli pasokan gas untuk sektor industri. Dia mengatakan PGN tidak melakukan monopoli karena banyak industri yang mendapatkan pasokan gas dari perusahaan lain.Dia menuturkan, kini bukan lagi eranya harga gas bisa dijual dengan murah. Perusahaan gas memerlukan biaya yang tinggi untuk eskplorasi mendapatkan gas. Namun ia menjamin pasokan gas akan lancar seiring dengan kenaikan harga.