Jumat 29 Jun 2012 14:10 WIB

Hatta: Tidak Ada Subsidi untuk Energi Non-Fossil

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Dewi Mardiani
Hatta Rajasa
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan harga bahan bakar nonfossil saat ini kalah bersaing dengan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), karena tidak ada subsidi dalam peruntukkannya. Padahal, menurutnya, penghapusan subsidi  BBM jenis tertentu akan memberikan kesempatan tumbuhnya energi baru terbarukan, seperti energi geothermal.

“Subsidi BBM yang tinggi selama ini, mengakibatkan tidak ada yang mau mengembangkan geothermal, karena harganya hampir sama dengan bahan bakar yang mendapatkan subsidi. Untuk itu perlu insentif terhadap energi terbarukan," jelasnya di sela acara Dies Emas Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung, Jumat (29/6).

Menurutnya, seandainya harga energi fosil ditetapkan pada harga keekonomian, yakni sekitar 1 dolar AS per liter, maka energi baru terbarukan seperti geothermal akan kompetitif. "Harga geothermal kalau setara dengan satu liter BBM itu sekarang harga keekonomiannya 9,8 sen. Kalau itu diterapkan, geothermal bisa kompetitif," jelasnya

Selain itu, menurut Hatta, Pemerintah akan terlihat kurang bertanggung jawab kalau terus menerus memberikan subsidi berlebihan terhadap energi fosil. “Karena seharusnya subsidi itu diberikan secara langsung bukan dengan bentuk subsidi harga. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan Rp 237 triliun hanya untuk subsidi BBM saja”,cetusnya.

Namun, di sisi lain, negara tetap harus memberikan subsidi sebagai tanggung jawab pengentasan kemiskinan energi. ”Nanti secara bertahap kita akan mengalihkan bentuk subsidi, dari subsidi harga menjadi subsidi langsung. Sehingga, renewable-nya akan tumbuh," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement