Kamis 28 Jun 2012 14:42 WIB

Dampak Tawuran FBR-PP, Kawasan Tangsel Mencekam

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Dewi Mardiani
Massa FBR, ilustrasi
Massa FBR, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Suasana di kawasan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan mencekam. Hal ini sebagai dampak dari bentrokan antara Organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rempug (FBR) yang terjadi di Gardu FBR di Ruko Sabar Ganda Asri, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten, Rabu (27/6) malam.

Puluhan massa FBR tampak berkumpul di gardu dan ratusan massa FBR lainnya melakukan konvoi dengan menggunakan motor dan berencana untuk melakukan sweeping dan penyerangan ke posko-posko PP dikawasan Ciledug dan Bintaro, Tangerang selatan, Banten, Kamis (28/6).

Iringan-iringan motor massa FBR tersebut juga mengakibatkan kemacetan total di sepanjang jalan Ciledug menuju Ulujami dan Bintaro. Sweeping dan rencana penyerangan ratusan massa FBR ini bergerak usai menghadiri pemakaman seorang rekannya yang meninggal, yakni ketua Gardu FBR bernama Muhidin. Dia diduga tewas saat puluhan massa PP menyerang Gardu FBR Pondok Aren.

Muhidin tewas dengan terluka dibacok di kepala belakang, dada kiri, perut, dan paha. Saat ini jenazah Muhidin sudah dimakamkan setelah sebelumnya di visum di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang.

Ratusan massa FBR ini membawa kayu balok, parang, golok, dan samurai. Sasarannya posko-posko PP, rumah-rumah anggota PP, dan mencari pelaku pembacokan. ''Aparat kepolisian sudah bersiaga dan akan berusaha untuk mengurai kerumunan massa dan konvoi motor dari massa FBR,'' ujar Kombes Pol Rikwanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya saat dihubungi, Kamis (28/6).

Ketua Umum FBR, Lutfi Hakim saat hendak dikonfirmasi mengenai peristiwa ini, saat dihubungi mlalui telepon selulernya tidak dapat dihubungi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement