Selasa 26 Jun 2012 16:36 WIB

Hadapi Akhir Tahun, Demokrat Gelar 'Silent Operation'

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Dewi Mardiani
Sutan Bhatoegana
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Sutan Bhatoegana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai masalah melanda Partai Demokrat belakangan ini. Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, mengatakan, semua masalah internal partainya harus selesai sebelum akhir tahun ini.

Dia sepakat dengan Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) yang menyatakan bahwa masalah Demokrat harus tuntas bulan September 2012. Jika tidak, Demokrat akan semakin tenggelam.

''Memang harus begitu, sampai end of the year. Karena tahun depan itu tahun pertarungan,'' kata Sutan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (26/6). Mengingat sisa waktu yang sedikit, lanjutnya, Demokrat pun telah mulai melakukan operasi diam-diam (silent operation). Sehingga, kata dia, tidak perlu diketahui publik atau diumumkan. Tetapi, langsung dilakukan penertiban.

Caranya, lanjut Sutan, antara lain dengan menertibkan kader yang mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan menimbulkan polemik bagi partai. Harapannya, semua masalah Demokrat akan tuntas di tahun 2012.

''Kami melakukan ini bukan untuk di publikasi. Nanti bisa di proses, termasuk orang-orang yang ngomong di DPC-DPC itu sudah kami panggil semua. Kita lagi jalan,'' papar Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR tersebut.

Operasi itu, lanjut dia, merupakan bagian dari dua solusi upaya pembenahan partai yang kini tengah dilakukan. Dua solusi itu yaitu, solusi secara internal dan eksternal. Pemanggilan dan penertiban kader yang kerap membuat polemi, dikatakan Sutan, merupakan bagian dari solusi internal partai.

Upaya ini, paparnya, tak hanya dijalankan DPP. Namun juga mendapat dukungan penuh dari ketua dewan pembina, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). ''Selain itu, secara eksternal kita juga mencari solusi, yaitu melalui penegakan hukum. Tinggal sekarang mana yang dulu yang lebih cepat. Karena memang ada time limit-nya, yaitu end of the year,'' pungkas Sutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement