Senin 25 Jun 2012 16:48 WIB

Lagi, Buruh Migas Jebol Pagar Pertamina

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Heri Ruslan
Pekerja melintas dengan sepeda berlatarbelakang Unit pengolahan Minyak VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja melintas dengan sepeda berlatarbelakang Unit pengolahan Minyak VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan buruh lepas rekanan Pertamina kembali berunjuk rasa, Senin (25/6). Mereka menuntut Pertamina menghapus sistem outsourching dan mengangkat seluruh buruh lepas menjadi karyawan tetap.

Massa berasal dari seluruh unit produksi di lingkungan Pertamina Revenery Unit (RU) VI Balongan, Pertamina EP Region Jawa, dan Pertamina Unit Pemasaran 3 Balongan. Selain berunjuk rasa, mereka melakukan aksi mogok kerja.

Dalam aksinya, pengunjuk rasa menjebol gerbang dan pagar kilang di kawasan Pertamina Balongan, tepatnya di areal Unit Suplai dan Distribusi Region II. Pagar setinggi dua meter tersebut ambruk setelah ratusan buruh migas merangsek masuk halaman kantor Pertamina.

Aksi tersebut dipicu kekesalan massa karena tidak ada satupun perwakilan manajemen Pertamina yang menemui mereka. Massa bahkan sempat merobek bendera Pertamina untuk diganti dengan bendera Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).

Petugas Dalmas dibantu pasukan Brimob Polda Jawa Barat tak mampu membendung amarah massa. Namun, meski berhasil merobohkan gerbang, massa bertahan untuk tidak menerobos barikade petugas yang membentuk pagar betis. 

Mereka hanya melakukan orasi di halaman kantor Pertamina. Dalam orasinya, mereka menuntut agar Pertamina mengangkat seluruh buruh yang menjadi tulang punggung aktifitas Pertamina itu menjadi karyawan tetap.

‘’Para buruh migas selama ini sudah memberikan kontribusi yang besar,’’ ujar Ketua SBI Indramayu, Asror.

Perwakilan KASBI Jabar, Subarjo, mengungkapkan, aturan pemberlakuan outsourching selama ini sangat merugikan kaum buruh. Karena itu, Pertamina sudah seharusnya memperhatikan nasib kaum buruh migas dengan mengangkat mereka menjadi karyawan.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa serupa telah berulang kali dilakukan. Bahkan, para buruh telah melakukan mediasi dengan Pertamina Pusat pada Jumat (22/6). Namun, mediasi tersebut mengalami kebuntuan sehingga buruh menjadi kecewa dan kembali berunjuk rasa.

Para buruh bahkan mengancam akan terus melakukan aksi mogok massal di seluruh unit Pertamina RU VI Balongan, sumur minyak di lapangan Mundu, Cemara, pompa gas di Kandanghaur, dan sumur eksplorasi X-Ray di lepas pantai Indramayu.

‘’Dampak dari aksi mogok massal ini akan sangat berpengaruh bagi Pertamina,’’ tegas Ketua Serikat Buruh Mitra Kerja-KASBI, Iwan.

Menurut Iwan, buruh hanya menuntut Pertamina sebagai perusahaan migas kelas dunia, dapat menghapus sistem outsourching. Diharapkan, perubahan status dari buruh lepas menjadi karyawan tetap akan dapat meningkatkan kesejahteraan para buruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement