REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Selama ini Yogyakarta masih kekurangan ruang publik yang sifatnya gratis. Karena itu Dinas Pariwisata Provinsi DIY akan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DIY serta komunitas akan menghidupkan event di malam hari dengan menyediakan tempat untuk atraksi gratis.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi DIY Tazbir pada wartawan di Yogyakarta, Senin (25/6). Menurut Tazbir, di Yogyakarta harus ada sesuatu yang bisa dilihat pada malam hari dan yang lebih bervariasi seperti yang dilakukan di kota-kota besar.
Selama ini atraksi yang sudah lama ada berupa sendratari Ramayana di Prambanan dan wayang kulit. Sekarang di Yogyakarta mulai muncul tempat-tempat untuk rekreasi malam, seperti di Monumen Yogya Kembali, di kawasan alun-alun utara. Namun secara umum atraksi yang gratis masih sedikit.
''Karena itu saya sudah bicara dengan Dinas Kebudayaan supaya ada panggung baru di Sasana Hinggil di Alun-alun Selatan, sehingga ada aktivitas di sana dan masyarakat bisa menyaksikan secara gratis. Tetapi di panggung tersebut tidak hanya ditampilkan kesenian tradisional, melainkan juga kesenian kontemporer,'' ungkap dia.
Diakui Tazbir, saat ini tempat wisata malam yang tidak membayar dan banyak dijadikan tempat orang untuk bersantai baru ada di titik nol (depan Monumen Oemoem 1 Maret) Yogyakarta.
''Di sini orang bisa duduk santai, tetapi sudah padat, karena banyak parkir sepeda motor dan orang berjualan, sehingga kenyamanan berkurang,''t utur dia.
Menurut dia, idealnya tempat wisata malam itu diharapkan menyebar di seluruh kabupaten/kota di DIY. Sehingga wisatawan tidak menumpuk di Malioboro yang mengakibatkan macet bila malam hari, terutama pada waktu musim liburan.