Ahad 24 Jun 2012 16:00 WIB

Tes Kehamilan di Penerimaan Siswa Baru, Perlukah?

Rep: Agus Raharjo/ Red: Dewi Mardiani
Tes kehamilan
Foto: Babycenter
Tes kehamilan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polemik siswi hamil sebelum ujian nasional beberapa waktu lalu berbuntut penyikapan dalam penerimaan siswa baru 2012. Pasalnya, di beberapa sekolah, tes kehamilan menjadi syarat penerimaan siswa.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Harun, pihaknya lebih sepakat jika tes bebas narkoba diterapkan daripada tes kehamilan. Sebab, tes urine dapat menjadi antisipasi terpaan narkoba di kalangan siswa. Sedangkan tes kehamilan tidak dapat diberlakukan pada semua orang.

Harun menambahkan, pihaknya tidak sepakat jika tes kehamilan diberlakukan pada semua calon siswi yang akan masuk ke sekolah yang bersangkutan. "Jangan semua di tes. Kami tidak memperkenankan. Apa memang semua hamil? 'Kan' tidak?" Ungkap dia, akhir pekan lalu.

Menurut Harun, dalam penerimaan siswa baru memang membutuhkan penyaringan. Namun, itu juga harus sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang sudah ditentukan dalam pedoman penerimaan siswa baru. Antara lain, sehat jasmani dan rohani.

 

Terkait tes kehamilan yang diisukan dilakukan SMAN 1 Batu, Malang, Harun menegaskan pihaknya tidak sepakat. Kalaupun itu dilakukan, tambah dia, harus pada calon siswi yang terindikasi tengah hamil, bukan semua.

Sebelumnya, di SMAN 1 Kota Batu, sebanyak 321 calon siswa baru mengikuti tes urine dan kehamilan. Bila hasil tes tersebut positif, maka calon siswa dipastikan akan dicoret dari sekolah. Menurut Kepala SMAN 1 Kota Batu, Suprantiyo, tese yang dilaksanakan di sekolahnya merupakan upaya untuk pencegahan secara dini.

Suprantiyo menambahkan, hasil tes akan menentukan nasib calon siswa di sekolah. Dalam setiap tes, calon siswa dikenakan biaya 75 ribu, sebab pelaksanaan tes dibantu oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batu. Hasil tes akan diketahui minggu depan.

"Selama ini, Alhamdulillah tidak pernah ada anak didik kami yang tersandung masalah itu," kata Suprantyo.

Suprantyo menambahkan, tes tersebut merupakan kekuatiran terhadap fenomena seks bebas di kalangan pelajar. Terlebih makin maraknya penggunaan obat terlarang atau narkoba yang menjangkiti siswa dan mahasiswa. Namun, tambah dia, pihaknya akan berupaya maksimal untuk mencegah kasus tersebut di SMAN 1 Kota Batu. Salah satunya dengan tes urine dan kehamilan tersebut, tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement