Ahad 24 Jun 2012 08:48 WIB

Jangan Kecele Citra Koruptor Beratribut Muslim

Rep: indah wulandari/ Red: Heri Ruslan
Neneng Sri Wahyuniba di KPK
Foto: Republika/Adhi W
Neneng Sri Wahyuniba di KPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para terdakwa yang mengenakan atribut agama selama persidangan disinyalir upaya membangun citra positif. Sehingga bisa mempengaruhi konsekuensi hukum yang diterima agar lebih ringan.

"Memakai busana itu hak setiap individu yang menunjukkan identitasnya. Baik sebagai pribadi maupun penganut agama tertentu. Tapi kini trennya baju koko, kopiah, dan jilbab yang mengidentifikasikan muslim taat selalu dikenakan di persidangan. Masalah ini sejak lama sudah menjadi pertanyaan di hati saya," ungkap Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khoffifah Indar Parawansa, Jumat (22/6).

Ada dua indikasi, ujar Khofifah, dijadikan alasan orang-orang yang bermasalah dengan hukum untuk memilih pakaian muslim. Orang tersebut bisa jadi ingin dicitrakan sebagai pribadi yang taat beragama dan tidak melakukan korupsi seperti yang didakwakan.

Kemudian tampilan itu digunakan agar tampak 'lembut' di depan majelis hakim. Secara tak langsung, hakim menilai sang terdakwa berkeinginan memperbaiki tampilannya. Harapannya, hukuman sedikit berkurang dengan alasan beritikad baik.

"Sebaiknya para terdakwa yang mengenakan atribut muslim itu bersikap normal saja. Lebih baik jika diniatkan sebagai ikhtiar memperbaiki diri juga dan tidak mengulangi perbuatannya. Karena apa yang mereka pakai dicerminkan sebagai identitas muslim,"tegas Khofifah.

Penilaian publik yang agak miring dinilai Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Gus Dur ini bisa jadi muncul karena keseharian para terdakwa bukanlah seperti saat di persidangan. Bisa jadi pula, pakaian muslimah yang tertutup, seperti cadar digunakan untuk menutupi wajah semata. Lantaran mereka terekspos media sehingga mereka malu pada publik.

"Urusan ini hanya Allah dan orang-orang tadi yang tahu maksud di balik identitas agama yang dikenakannya. Lebih baik perbuatannya dijaga agar umat Islam tidak terganggu," cetus Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement