REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Soetrisno Bachir secara resmi mewakafkan dan menyerahkan sertifikat gedung berlantai tujuh yang beralamat di Jl Warung Buncit No 17 Jakarta kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Prosesi penyerahan sertifikat gedung sebagai wakaf tersebut disaksikan oleh seluruh peserta Tanwir Muhammadiyah di Hotel Horison Bandung.
Dalam acara yang bertepatan dengan jamuan makan malam itu, selain mewakafkan sebagian hartanya Soetrisno juga secara tidak langsung mewakafkan dirinya untuk berkiprah di Persyarikatan Muhammadiyah. Langkah tersebut ia ambil setelah beberapa waktu lalu malang melintang dalam kancah perpolitikan, yakni menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional.
Sebelum menyerahkan sertifikat gedung, Soetrisno terlebih dahulu menyampaikan beberapa gagasannya untuk Muhammadiyah. Ia berpandangan bahwa, selain menjalankan doktrin akidah seperti memberantas takhayul, bid’ah, dan khurafat (TBC), serta doktrin mualamah dalam mengelola amal usaha berupa pendidikan, kesehatan, dan panti asuhan; ke depan Muhammadiyah juga harus membangun doktrin ekonomi.
“Dengan sumber daya manusia yang puluhan juta jumlahnya dan pintar-pintar, tentu itu merupakan potensi yang besar untuk membangun ekonomi persyarikatan bila semuanya disinergikan. Karena itu, saya yang memiliki perjalanan panjang dalam bidang kewirausahaan, akan bersama-sama dengan majelis ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk merancang program-program atau gerakan-gerakan perekonomian persyarikatan,” tuturnya.
Dengan demikian, Soetrisno melanjutkan, jika sebagian besar kader-kader Muhammadiyah menjadi wirausahawan yang sukses, maka ke depannya Muhammadiyah akan semakin makmur dengan sokongan dana demi melancarkan dakwah-dakwahnya. Misalnya, dari seorang wirausahawan sepertinya saja Muhammadiyah mendapatkan wakaf gedung tujuh lantai, tentu akan semakin kaya jika Muhammadiyah memiliki lebih banyak anggota dari kalangan wirausahawan yang sekaligus dermawan.
Dalam menyikapi kemurahan hati Soetrisno itu, Din Syamsuddin dengan senang hati menyambut kedatangan Soetrisno kembali ke persyarikatan.
“Saya ucapkan selamat datang kembali. Kini, Bang Tris sudah kembali ke jalan yang benar. Perlu saya tekankan, perbedaan antara aktif di persyarikatan dengan aktif di partai adalah, jika di persyarikatan hanya mendapat pahala maka di partai mungkin mendapat imbalan. Kemudian, jika di partai bisa mendapatkan kursi maka di persyarikatan hanya akan mendapatkan ayat kursi,” ujar Din yang diikuti dengan gelak tawa peserta Tanwir Muhammadiyah.