REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Wakil Presiden (Wapres) Boediono sedikit bernostalgia saat membuka Tanwir Muhammadiyah 'Gerakan Pencerahan Solusi untuk Bangsa' di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (21/6) pagi.
Ia mengingat saat masih bersekolah di SD Muhammadiyah Blitar pada 1950-an silam, guru-guru SD tersebut sangat kompeten dan memiliki dedikasi yang sangat tinggi.
"Dengan segala keterbatasan yang ada, para guru Muhammadiyah berusaha mengajar kami sebaik-baiknya. Mereka mengajar kami dengan hati meskipun saya yakin gaji mereka waktu itu dari yayasan Muhammadiyah setempat tidak besar," kata Boediono.
Padahal waktu itu, SD Muhammadiyah tempatnya bersekolah tersebut memiliki fasilitas yang sangat terbatas. Ia mencontohkan, para murid seperti dirinya tidak diwajibkan berseragam. Bahkan tidak ada seorang pun di antara mereka waktu itu yang bersekolah memakai sepatu.
"Hal tersebut memberi pelajaran bahwa pada hakikatnya fasilitas sekolah yang minim bukanlah segala-segalanya. Sedangkan dedikasi guru dan kompetensi guru adalah segala-galanya. Semua tergantung pada hal yang satu ini," kata Boediono.