REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI—Ratusan penyuluh diterjunkan untuk menghadapi masalah kekeringan di selatan Kabupaten Sukabumi. Upaya ini untuk membantu para petani dalam mengatasi masalah kekeringan.
"Para penyuluh sudah dikumpulkan pada Selasa (19/6) lalu," terang Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir, kepada Republika, Rabu (20/6). Penyuluh diberikan arahan langsung oleh Bupati Sukabumi, Sukmawijaya dalam menghadapi musim kemarau.
Mereka tidak hanya berasal dari BP4K, melainkan para penyuluh swadaya yang merupakan petani. Kodir mengatakan, jumlah penyuluh dari BP4K hanya sebanyak 383 orang. Mereka disebar ke semua kecamatan dan desa yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Namun diakuinya karena keterbatasan jumlah, ada satu penyuluh yang bertugas di dua desa atau bahkan lebih. Idealnya, di setiap desa terdapat seorang penyuluh pertanian.
Dicontohkan dia para petani dapat menanam jenis palawija seperti semangka dan kedelai. Kedua jenis tanaman ini tidak terlalu banyak membutuhkan pasokan air dibandingkan padi.
Perubahan ini hanya ditujukan kepada petani yang belum melakukan penanaman padi. Sementara untuk petani yang telah telah terlanjur menanam, penyuluh dapat membantu mengoptimalkan tanaman padi agar bisa terselematkan. "Sehingga tanaman yang gagal panen bisa ditekan," imbuh dia.
Para penyuluh kata Kodir, dapat memberitahukan informasi terkait bantuan alat pompa yang disediakan Pemkab Sukabumi. Alat pompa hanya bisa digunakan di daerah yang masih terdapat sumber air. Bila tidak ada sumber air, maka alat pompa tidak bisa berfungsi.
Untuk menghadapi kekeringan, sambung Kodir, BP4K telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi.