REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Tingkat kebutuhan darah di Aceh terus meningkat. Untuk itu Palang Merah Indonesia Cabang Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat menargetkan mahasiswa sebagai pendonor darah terbesar di wilayah pantai barat Provinsi Aceh.
Kepala PMI Cabang Meulaboh Iskandar di Meulaboh, Selasa, mengatakan selama ini pendonor hanya bersumber dari instansi pemerintah daerah, TNI, Polri, Kejari, perbankan dan perusahaan BUMN. "Saya sudah mewacanakan pendonor darah dari kalangan mahasiswa, sebab setelah kami perhitungkan jumlah mahasiswa ini paling berpotensi mendonorkan darahnya," katanya.
Ia menjelaskan, kebutuhan darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh setiap tahun semakin meningkat, sebab rumah sakit tersebut menjadi rujukan di pantai barat selatan Aceh.
Menurut dia, kebutuhan darah di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh per bulan mencapai 400 kantong atau per hari rata-rata di atas 15 kantong. Sementara saat ini pihaknya hanya mampu menyediakan 4-6 kantong untuk diberikan kepada pasien rujukan dari Kabupaten Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Jaya dan Kabupaten Aceh Barat.
"Selama ini, kami belum pernah mencoba melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi, dengan adanya program ini kami berharap mampu mengumpulkan darah 500 sampai 700 kantong darah per bulan," imbuhnya.
Lebih lanjut Iskandar menegaskan, sejumlah perguruan tinggi yang sudah dilirik seperti Akademi Keperawatan (Akper), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Meulaboh, serta Universitas Teuku Umar (UTU) dan sejumlah perguruan tinggi swasta lain.
Dengan demikian, kata Iskandar, kebutuhan darah di wilayah ini dapat terpenuhi dan bank darah di RSUD Cut Nyak Dhien juga dapat menampung stok darah selama 21 hari hingga ratusan kantong.
"Petugas di bank darah RSUD Cut Nyak Dhien sudah kita tempatkan dari anggota PMI dan mereka sudah siap menerima pendonor," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
