REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Pidato Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhono dalam pertemuan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklator Partai Demokrat di Hotel Sahid beberapa hari lalu mencerminkan kepanikan SBY.
Hal itu terlihat dari tudingan SBY yang menyatakan ada partai lain yang lebih korup di luar Partai Demokrat. "Pidato SBY itu pidato kepanikan," kata politisi PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, Selasa (19/6), di DPR-RI Jakarta.
Ganjar mengakui pelaku korupsi di republik ini tidak hanya dari Partai Demokrat. Namun ketika pidato SBY disampaikan dengan nuansa tudingan ke partai lain, terlihat betul kegelisahan SBY terhadap masadepan Partai Demokrat.
Menurut Ganjar kasus korupsi yang mendera kader Partai Demokrat ibarat gempuran yang bertubi-tubi. Kasus-kasus korupsi membuat Partai Demokrat tersudut. "Ibarat seseorang yang tersudut maka serangan balik yang dia lakukan menjadi ngawur. Dan munculah kepanikan," kata Ganjar.
Menurut Ganjar argumentasi yang dikeluarkan SBY sangat dipaksakan. Hal ini lantaran proses hukum yang melibatkan kader Partai Demokrat masih berlangsung. Alih-alih ingin membersikahkan nama partainya, SBY malah bisa terjebak omongannya sendiri bila ternyata KPK menetapkan tersangka lain dari internal Partai Demokrat.
"Pasca ditangkapnya neneng, akan ada kasus-kasus lain yang muncul. Jika nanti semuanya benar-benar terbuka akan malah membuat menjerumuskan si pemberi pidato," ujar Ganjar.