Rabu 13 Jun 2012 22:14 WIB

Kerugian Ekonomi Akibat Kecelakaan 2011 Rp 200 T

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Kecelakaan, bus masuk jurang (ilustrasi)
Kecelakaan, bus masuk jurang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -  Kecelakaan belum menjadi isu nasional, padahal setiap tahun kasus kecelakaan terus meningkat dan tidak pernah menurun. Selama tahun 2011 terjadi 109.776 kecelakaan dengan korban meninggal 31.185 orang, luka berat 30.767 orang, dan luka ringan 108.811 orang. Setiap jam ada 3-4 orang meninggal akibat kecelakaan jalan.

''Meskipun kelihatannya kematian akibat kecelakaan tampak kecil, namun WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memperkirakan tahun 2030 jumlah kematian akibat kecelakaan menempati urutan keempat terbanyak dari penyakit yang tidak menular,'' kata Peneliti Pusat Studi Transportasi Logistik (Pustral) UGM Lilik Wachid Budi Susilo pada acara Dialog Publik Jasa Raharja, di Gedung Pertemuan UGM Club Yogyakarta, Rabu (13/6).

Lebih lanjut dia mengatakan biaya rata-rata per korban meninggal akibat kecelakaan di jalan mencapai Rp 2,9 miliar. Kerugian ekonomi kecelakaan di jalan tahun 2011 adalah 2,9 persen GDP (Gross Domestic Product). Hal ini setara dengan Rp 200 triliun. ''Masyarakat yang harus menanggung kerugian ekonomi,'' tutur Lilik.

Walaupun kasus kecelakaan selalu bertambah seiiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan, kata dia, tetapi harus diusahakan jangan sampai terjadi luka parah atau meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Untuk itu semua stake holder harus mempunyai tujuan yang sama.

Selama ini, lanjut Lilik, karena tujuannya berbeda-beda, maka kasus kecelakaan yang mengakibatkan luka para dan meninggal terus meningkat. Karena itu agar semua stake holder (kepolisian, perhubungan, jasa raharja, dan lain-lain) mempunyai tujuan yang sama, maka perlu koordinasi, saran dia.

Sementara itu Ketua DPD Organda DIY JFM Parmantya mengatakan selama ini jumlah kendaraan pribadi terus meningkat, namun kondisi jalan tidak ada peningkatan. Karena kondisi jalan di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat, maka perlu dilakukan suatu sinergi. Selama disiplin, regulasi jelas dan dilaksanakan, kata dia, maka kecelakaan akan jauh menurun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement