REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Beberapa hari yang lalu kota Bandung dihebohkan dengan beredarnya novel yang berbau porno di sekolah-sekolah dasar. Hingga saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih melakukan investigasi terkait beredarnya novel porno tersebut.
Berikut adalah kronologi beredarnya novel porno.
Jumat (8/6): Forum Guru Independen Indonesia dan Koalisi Pendidikan Kota Bandung (KPKB) menggelar jumpa pers, melaporkan telah ditemukan dua buah novel porno di SD Cempaka Arum, Gede Bage, Kota Bandung dengan masing-masing judul 'Tambelo' dan 'Tidak Hilang Sebuah Nama.'
Ahad (10/6): FGII meminta Kemendikbud untuk bertanggung jawab. Menurut mereka, novel porno yang tersebar itu sudah lolos tim Penilai Buku Nonteks Pelajaran (PBNP) Kemendiknas berdasarkan surat keputusan Kepala Pusat Pembukuan Depdiknas No1715/A8.2/LL/2009. Hal senada juga diungkapkan DPRD Kota Bandung.
Senin (11/6): FGII melaporkan, kembali ditemukan satu judul novel yang juga tidak layak dibaca, berjudul 'Ada Duka di Wibeng', ditemukan di SD Cempaka Arum, Kota Bandung.
Senin (11/6): Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda melakukan inspeksi ke SD Cempaka Arum dan SD Sondariah. Dalam inspeksi tersebut kembali ditemukan tiga judul novel yang juga tidak layak baca. Masing-masing berjudul 'Festival Syahadah', 'Syahid Samurai', dan 'Sabuk Kiai.'
Selasa (12/6): FGII mengadukan temuan kasus novel porno tersebut ke Kantor MUI Jawa Barat, Jalan RE Martadinata Kota Bandung.
Selasa (12/6): DPRD Kota Bandung memanggil Disdik Kota untuk dimintai keterangan, sebanyak 172 SD menjadi daftar distribusi buku dari pusat dengan menggunakan anggaran DAK. Disdik Kota Bandung juga mengungkapkan, sempat mengetahui novel tersebut juga beredar di daerah Semarang. DPRD Kota Bandung merencanakan mendatangi kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Rabu (13/6): FGII menunggu kajian dari MUI Jawa Barat, sekaligus merencanakan konferensi pers di Kantor ICW, Jakarta, pada Kamis (14/6) besok.