Ahad 10 Jun 2012 15:08 WIB

Tanah Labil, Saluran Sekunder Rawa Baru Amblas

Rep: Roshma Widiyani/ Red: Dewi Mardiani
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.
Foto: bekasi.glestradio.com
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI TIMUR -- Saluran sekuder (SS) Rawa Baru yang terletak di kampung Ganda Agung Bekasi Timur, kembali amblas. Kejadian ini sudah yang ketiga kalinya. Peristiwa sebelumnya terjadi pada Agustus dan November 2011. Kejadian terakhir berlangsung pada Sabtu (9/6) pukul 18.00 WIB.

Peristiwa ini sudah dimulai pukul 16.00 WIB yang ditandai retaknya lantai saluran. "Awalnya retak sebesar lengan orang dewasa. Kemudian air berpusar masuk ke dalam lapisan. Lama kelamaan retak membesar, akhirnya amblas. Retakan ini mempengaruhi lapisan tanah di bawah jalan baru. Lapisan tanahnya terus turun, apalagi jalan ini terus dilewati kendaraan. Akhirnya retak dan amblas," kata Petugas Jasa Tirta 2, Muhtar Guntay, Ahad (10/6).

Keretakan yang terjadi di tengah saluran, menyulitkan penanganan. Muhtar menuturkan, air yang memusar membahayakan petugas yang berusaha menutup celah. Sebagai tindakan awal, Muhtar menutup aliran air di Bangunan Tarum Barat (BTB) 43. Lokasi BTB 43 berada di depan gedung DPRD Kota Bekasi.

Sayangnya tindakan ini tidak berpengaruh banyak. Hal ini diakibatkan ada 12 titik lain yang membuang air ke SS Rawa Baru. Setiap harinya sekitar 1.400 liter air melewati saluran ini. Nantinya saluran digunakan untuk mengairi sawah di Kampung Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi dengan total luas 1.415 hektare.

Saat di lapangan, Ahad, perbaikan jalan sedang dilakukan secara darurat. Petugas menyumbat retakan jalan dengan karung berisi tanah. "Ini supaya air tidak keluar dari saluran. Sehingga sawah bisa tetap diairi," kata Muhtar.

Kejadian ini menyebabkan jalan tersebut tidak bisa dilewati. Para pengendara terpaksa memutar lewat komplek BJI, atau melalui Jalan KH.Agus Salim

Menanggapi hal ini, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan jangan langsung menuduh pemborong. "Memang sudah tiga kali. Tapi untuk menuduh harus ada bukti. Untuk sekarang kita perbaiki dulu," ujar Rahmat.

Rahmat memperkirakan, amblasnya jalan itu dikarenakan adanya kelabilan di lapisan dasar. Saat ini pihaknya akan memperbaiki dengan menambah tulangan di lapisan tersebut. "Jadi jika terjadi pergeseran tanah, masih ada tulangan untuk bertahan. Seperti di Kali Malang dan Unisma. Tulangan tersebut didobel sehingga kuat," kata Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement