REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Gilberth Febrian Madika (16), pelajar SMU Kalam Kudus Jayapura yang menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal pada Senin (4/6) malam masih dirawat secara intensif di ruang ICU RSUD Dok II Jayapura. Kondisinya dilaporkan membaik.
Ibu Gilberth, Betsina Bunga (42) ketika ditemui di RSUD Dok II Jayapura, Sabtu mengatakan, anaknya sudah membaik tetapi masih diinfus dan masih pakai masker oksigen.
"Anak saya sudah agak baikan, tapi masih dirawat di ruang ICU" kata Betsina.
Menurut dia, anaknya saat ini sudah bisa makan tetapi belum bisa mengunyah dengan baik sehingga Gilberth hanya makan bubur saring.
"Selain mendapatkan cairan dari infus, Gilberth juga bisa makan bubur saring tapi masih dalam pengawasan paramedis," katanya. Betsina juga mengatakan, anaknya telah menghabiskan 12 kantong darah sewaktu masuk ruang UGD dan ICU beberapa hari lalu.
"Kalau biaya lebih dari Rp 15 juta dan sudah 12 kantong darah yang diberikan untuk Gilberth," kata Betsina. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah banyak membantu baik sumbang darah ataupun dukungan doa.
"Terima kasih buat pihak sekolah dan Yayasan Kalam Kudus, anggota dewan kota yang telah berkunjung dan lainnya," katanya.
Sementara itu, dokter Sony melakukan cek-up kesehatan Gilberth membenarkan jika pelajar tersebut kondisinya sudah membaik. "Sudah membaik, yang lebih jelas bisa tanyakan kepada kepala ruangan," kata Sony sambil buru-buru meninggalkan ruangan.
Paman korban, H Palangi (46) saat menemani ayah dan ibu korban Charles Madika (47) dan Betsina Bunga di depan ruang ICU RSUD Dok II mengatakan, saat ini pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak rumah sakit terkait kondisi kesehatan keponakanya.
"Kami sekeluarga sepenuhnya serahkan masalah kesehatan kepada pihak rumah sakit, apapun yang terbaik kami akan ikuti," katanya.
Gilberth Febrian Madika, pelajar SMU Kalam Kudus Jayapura, Senin (4/6) malam sekitar pukul 21.30 WIT ditembak orang tak dikenal (OTK) saat melintasi kawasan Skyline, Kotaraja, Kota Jayapura.