REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO - Kepolisian Daerah Jawa Timur tetap mengizinkan pertandingan sepak bola pascakerusuhan laga Kompetisi Liga Prima Indonesia antara Persebaya dan Persija Jakarta beberapa waktu lalu yang mengakibatkan seorang suporter tewas.
Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko didampingi Kapolres Bojonegoro AKBP Rakhmad Setyadi, Kamis, mengatakan, jajarannya tetap akan mengeluarkan izin pertandingan sepak bola baik yang berlaga di Liga Prima Indonesia (LPI) maupun Liga Super Indonesia (LSI).
Namun, lanjutnya, pihaknya akan meminta, sebelum pertandingan dimulai, berbagai pihak mulai suporter, wasit, pemain, dan polisi melakukan ikrar bersama yang isinya saling menjaga agar tidak terjadi kerusuhan. "Sebab, di dalam sepak bola, semua pihak harus menjaga sportivitas," katanya.
Selain itu, menurut dia, jajaran pengurus olahraga sepak bola akan diajak membahas perkembangan pertandingan sepak bola yang sering menimbulkan kerusuhan.
"Bukan berarti karena terjadi kerusuhan, kemudian polisi tidak memberi izin. Hanya saja, sebelum izin dikeluarkan polisi juga akan melakukan pemantauan melihat kondisi di lapangan," katanya.
Ia membantah, terjadinya kerusuhan dalam pertandingan sepak bola karena polisi tidak tegas mengantisipasi.
"Tidak benar polisi tidak tegas sebab polisi sudah bekerja maksimal, seharusnya semua pihak ikut mencegah terjadinya kerusuhan," katanya.
Pertandingan Persibo melawan Persebaya di Bojonegoro, mengakibatkan sejumlah suporter "Bonek" tewas di Lamongan ketika dalam perjalanan menumpang kereta api (KA) menuju Bojonegoro. Selain itu, belasan suporter Bonek terpaksa ditahan polisi karena berbuat kerusuhan di Bojonegoro.
Dalam pertandingan antara Persebaya melawan Persija Jakarta, seorang suporter Bonek meninggal dunia karena terinjak-injak penonton usai pertandingan.