REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Direktur XL Axiata, Hasnul Suhaimi mengungkap empat masalah mendasar yang tengah dihadapi Indonesia dalam menyiapkan dan mencetak pemimpin masa depan.
Empat masalah yang dihadapi Indonesia adalah kurangnya karakter building yang menyebabkan terjadinya penurunan integritas. Masih kentalnya budaya 'Malu' yang menyebabkan semangat kompetesi menjadi rendah karena rendah hati.
Tidak menggunakan life skills. Serta ada ketidakcocokan pengajaran bahasa Inggris. ''Bahasa Inggris tidalk digunakan untuk hal-hal yang praktis,'' kata Hasnul saat membuka program XL Future Leader di Jakarta, Rabu (6/6).
Bahasa--utamanya bahasa Inggris--, memiliki peranan kunci. ''Dari 190 negara di dunia sebanyak 129 negara menggunakan bahasa Inggris,'' papar Hasnul.
Ia kemudian menunjuk jargon Better English, Better Income. Jargon ini disebut Hasnul banyak benarnya. Negara-negara maju disebut Hasnul adalah negara yang tingkat kemampuan bahasa Inggris warga negaranya tinggi. ''Kita berada di peringkat 134, Brasil 31 sementara Malaysia peringkat 9, '' katanya memberi contoh.
Empat persoalan itu, papar Hasnul, masih diperparah dengan adanya gap pendidikan dibandingkan dengan negara-negara lain. ''Ini persoalan yang kita hadapi dan harus segera dicarikan jalan keluarnya agar kita mampu menjadi negara yang maju di masa depan,'' kata Hasnul.
Dalam hal ini, Hasnul mengingatkan perlunya kita fokus pada tiga hal untuk menyiapkan pemimpin masa depan, yakni leadership, kreativitas dan kompetisi tinggi serta kemampuan berbahasa Inggris. ''Tiga aspek ini setidaknya telah saya alami sendiri sebagai seorang CEO,'' katanya.
Kepemimpinan, misalnya, banyak dihadapi kalangan fresh graduate. ''Mereka hanya belajar dan terus belajar. Mereka lupa berorganisasi. Seorang pemimpin harus bisa memimpin rapat. Kalau memimpin rapat saja tidak bisa, bagaimana mereka bisa mengatur atau mengarahkan orang lain,'' katanya memberi contoh.
Terkait dengan hal itu, Hasnul menyatakan bahwa program XL Future Leader diharapkan bisa memberi kontribusi bagi penyiapan pemimpin di masa depan. Melalui program ini, peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa akan mendapatkan tiga bekal.
Pertama, komunikasi efektif yang antara lain mencakup penguasaan Bahasa Inggris dan menyusun presentasi, kemahiran berdebat yang baik, dan berpikir secara terbuka.
Kedua, inovatif dan jiwa kewirausahaan, antara lain mencakup Berpikir kreatif dan mampu memecahkan masalah, berpikir global dengan sudut pandang lokal dan global, mengidentifikasi peluang dan menyusun rencana untuk meraih sukses, serta mengembangkan sikap yang berfokus ke masa depan, didasari pertimbangan sejarah dan budaya bangsa.
Ketiga, antara lain mengelola perubahan, meliputi memotivasi dan menilai kemampuan diri sendiri, memimpin dan mengelola tim, identifikasi peluang dan perencanaan masa depan, tanggung jawab sosial dan empati terhadap lingkungan.