Selasa 05 Jun 2012 23:32 WIB

PDIP: Soekarno Bangkitkan Martabat Negara Dunia Ketiga

Presiden pertama RI Soekarno
Presiden pertama RI Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Esti Wijayati mengatakan mantan Presiden Soekarno berhasil membangkitkan harga diri dan martabat negara-negara dunia ketiga melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

"Soekarno sebagai salah satu tokoh Konferensi Asia Afrika (KAA) berhasil meyakinkan negara-negara di dunia untuk tumbuh bersama sebagai kekuatan moral," katanya pada kenduri gotong royong dan sarasehan 'Memperingati Hari Lahirnya Soekarno' di halaman gedung DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (5/6) malam.

Selain itu, menurut dia, nama Soekarno juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah perjuangan meraih kemerdekaan sejumlah negara seperti Aljazair, Mesir, Pakistan, dan India.

"Tindakan Soekarno itu didasari semangat antiimperialisme dan antikolonialisme yang terus dikonsolidasikan tidak hanya oleh negara-negara di Asia dan Afrika tetapi juga Amerika Latin," kata anggota DPRD DIY itu.

Ia mengatakan hal tersebut menunjukkan Soekarno adalah tokoh pemikir dan pejuang yang mempunyai peran global dan revolusioner dengan peran ganda menjebol dan membangun.

"Soekarno menjebol kolonialisme dan pada saat bersamaan membangun tata dunia baru. Kiprah Soekarno diakui baik di dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

Menurut dia, kegiatan 'Memperingati Hari Lahirnya Soekarno' itu dimaksudkan untuk mengenang pemikiran-pemikiran 'founding father' Indonesia tersebut.

"Kegiatan ibi untuk mendekatkan, mengenang, dan mempelajari ide, gagasan, dan tindakan Soekarno sebagai tokoh nasional dan internasional," katanya.

Kenduri gotong royong dan sarasehan "Memperingati Hari Lahirnya Soekarno" itu dihadiri ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat di DIY. Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, dan pemotongan 'tumpeng'.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement