REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati mengimbau timses cagub DKI Jakarta, Hidayat Nur Wahid, memastikan terlebih dahulu apakah yang mengancam mereka itu oknum TNI atau bukan.
"Jadi harus jelas dulu. Kalau memang benar oknum TNI nantinya bisa ditelusuri dari angkatan apa. Baru kemudian penyelidikan dan penyidikan bisa dilakukan," jelasnya saat dihubungi, Senin (4/6).
Dia mengatakan, perkara ancaman yang dialami Timses Hidayat dan Didik Rachbini ini sebenarnya bisa diselesaikan secara hukum, bermula dari pengusaha besi tua yang mengancam dengan pistol.
"Dia bisa diperiksa dulu. Nanti dari keterangannya baru bisa diketahui apakah ada oknum TNI terlibat atau tidak," paparnya.
Sekelompok pria cepak mengancam Timses cagub dan cawagub tersebut. Diduga, mereka merupakan beking dari seorang pengusaha besi tua yang terganggu dengan adanya pemasangan atribut cagub dan cawagub dari PKS tersebut.
Kejadian ini bermula ketika tim relawan sedang memasang spanduk dan banner di Kelurahan Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, Sabtu (2/5), sekitar pukul 21.00 WIB. Sejumlah orang berambut cepak tiba-tiba datang dan meminta relawan yang tengah memasang spanduk dan banner untuk mencopot. Mereka beralasan, tidak ada izin dari RT dan RW setempat.
Merasa tidak melanggar aturan, tim relawan menolak permintaan itu. Sebab, terdapat sejumlah banner dan spanduk dari kandidat lainnya yang dibiarkan berdiri meski tidak melalui izin RT maupun RW. Penolakan relawan ternyata membuat para pria berambut cepak itu naik pitam dan mengancam akan mencelakai mereka.
Karena tidak ingin terjadi keributan, tim relawan pasangan Hidayat-Didik memutuskan kembali ke posko yang berlokasi di rumah anggota DPRD DKI Jakarta, Tubagus Arif. Masalah ternyata belum selesai, karena para pria berambut cepak itu dengan membawa senjata tajam malah mendatangi posko dan menantang setiap orang yang berada di posko untuk berkelahi. Tantangan tidak dilayani dan keributan dapat dihindari.
Namun, pelaku memanggil seorang relawan, Nurdiansyah menuju rumah pengusaha besi tua yang berada tidak jauh dari posko Hidayat-Didik. Ternyata, dalam pertemuan itu, pengusaha meminta agar relawan meminta maaf sembari menunjukkan senjata api miliknya.
"Untung tidak saya siram pakai ini," ujar Nurdiansyah menirukan kata-kata pengusaha besi tua itu yang berbicara sambil mengangkat pistol. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pengurus RW, yang sejak kejadian lebih banyak diam ketimbang menengahi keributan.