Ahad 03 Jun 2012 20:51 WIB

Diluncurkan, Buku Sejarah Bogor Versi Bahasa Sunda

Angkutan kota di Bogor.     (Ilustrasi)
Foto: Tahta Adilla/Republika
Angkutan kota di Bogor. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --  Buku sejarah Bogor versi bahasa Sunda secara resmi diluncurkan bertepatan dengan Hari Jadi Bogor ke-530, Minggu.

Peluncuran buku sejarah Bogor tersebut dilakukan setelah sidang paripurna istimewa DPRD Kota Bogor digelar.

"Untuk tahap awal kita menerbitkan 1.500 buku, untuk selanjutnya akan kita terbitkan lagi secara berkala," kata Ketua Harian Gerakan Sarebu Pikeun Buku (PGSPB), Shahlan Rasyidi.

Shahlan menyebutkan buku Sejarah Bogor memiliki tebal 136 halaman, berisikan sejarah mulai dari Kerajaan Pakuan Pajajaran sampai sekitar hari jadi Bogor.

Proses penerjemahan buku sejarah tersebut dilakukan oleh W.S. Sukmawati. "Sukmawati ada sarjana sastra Sunda Universitas Pajajaran Bandung, yang kini menjadi pengajar di Madrasah Tsanawiayah (MTs) Negeri Bogor," kata Shahlan.

Shahlan mengatakan bahwa buku Sejarah Bogor ini pernah diterbitkan pada tahun 1983. Hingga sekarang, tidak pernah dicetak lagi.

"Mungkin karena dicetak dalam jumlah terbatas jadi sulit mendapatkannya lagi," katanya.

Mengenai biaya penerbitan, Shahlan mengatakan bahwa biaya untuk mencetak buku tersebut dikumpulkan selama delapan bulan lebih. Dana itu berasal dari sumbangan berbagai kalangan masyarakat, mulai dari sekolah, komunitas, hingga organisasi kemasyarakatan lainnya.

Buku karangan Saleh Danasasmita diterbitkan pertama kali bertepatan dengan peringatan HJB ke-500 tepatnya pada tahun 1983. Saat itu, Kota Bogor dijabat oleh Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bogor Achmad Sobana.

"Bersamaan dengan itu juga dibangunnya Tugu Kujang yang kini masih berdiri kokoh di Jalan Pajajaran, sebagai lambang Kota Bogor," kata Shahlan.

Shahlan menyebutkan ke depan GSPB selaku penerbit ulang buku Sejarah Bogor akan mengkhususkan diri mencetak buku-buku berbahasa Sunda, mulai dari kumpulan cerpen, dongeng-dongeng, hingga sajak.

Menurut Shalan, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan penyadaran bagi para generasi muda Sunda agar kembali mencintai seni dan budaya para leluhurnya.

"Bukan tidak mungkin kami menerbitkan karya-karya anak sekolah di Bogor, mulai dari SD hingga SMA, sehingga mereka terpacu untuk menulis dalam bahasa Sunda, atau setidaknya upaya ini memberikan ruang bagi calon pengarang sunda di Bogor," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement