Sabtu 02 Jun 2012 07:02 WIB

Banjir Masih Melanda Perumnas 3 Bekasi

Rep: Rr. Laeny Sulistywati/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Perumnas Bekasi masih menjadi kawasan langganan banjir.  “Setiap hujan turun, hati saya pasti bedebar-debar,” ujar Isnaeni, warga Perumnas 3.

Dia mengatakan, rumahnya yang ada di Jl Karimun Jawa kerap tergenang banjir. “Kalau 15 menit saja hujan, udah langsung banjir sampai setumit,” keluhnya.

Menurutnya, banjir sudah melanda sejak 1986 silam. Jika tergenang banjir, airnya baru surut dua hari kemudian.

 

Banjir paling parah terjadi ketika tahun 2002 lalu. “Airnya sampai segini,” ujarnya sambil menunjuk perutnya.

Dia mengatakan belum ada tindakan dari dinas terkait untuk memperbaiki kondisi tersebut. “Yang ada hanya katanya akan diperbaiki, tapi itu katanya,” ujarnya.

Untuk mengatasi banjir, warga di sekitar sampai iuran swadaya minimal 500 ribu rupiah untuk meninggikan jalan.

Wanita ini berharap supaya dinas terkait segera mewujudkan apa yang mereka ucapkan. “Jangan kalau sekedar ada maunya,” tuturnya.

Banjir paling parah berada di lokasi jalan Pulau Jawa Raya dan Jalan Karimun Jawa. “Itu karena saluran di atas got di semen dan di tutup,” ujarnya.

 

Sekretaris Dinas Marga Tata Air Bekasi, Tri Ardhianto TJ, mengatakan banjir kerp terjadi di Perumnas 3 karena sebelumnya tempat itu adalah rawa.

“Selain itu tidak ada perbedaan antara elektasi dan sungai,” ujarnya kepada Republika, Jumat (1/6).

Dia juga mengatakan drainase di kawasan tersebut ditutup, sehingga ketika ada sampah, drainase tersebut tidak dapat dibersihkan. “Itu juga yang membuat drainase mampet,” katanya.

Tri mengatakan Dinas Marga Tata Air akan melakukan pelebaran sungai Sasak Jarang, karena saluran Perumnas 3 mengarah ke sungai Sasak yang berada di belakang Perumnas.

Ia tidak dapat memastikan kapan pelebaran selesai dilakukan karena harus ada koordinasi antara pemerintah kota Bekasi, kabupaten Bekasi, dan pemerintah provinsi Jawa Barat.

“Apalagi ini proyek ini akan dilaksanakan oleh provinsi,” ujarnya.

Rencana tersebut sudah mencapai tahap pengukuran lapangan, survey, dan tentunya dana untuk melakukan pelebaran sungai.

Meskipun begitu, dia berharap peran masyarakat untuk membantu mengatasi banjir menjadi lebih optimal.

“Seharusnya masyarakat terlibat untuk membersihkan drainase itu, jadi jangan hanya meninggikan jalan saja, karena itu tetap akan mengakibatkan banjir,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement