REPUBLIKA.CO.ID, Masyarakat diimbau tidak minum menggunakan air tanah. Sumber air tanah dikhawatirkan tercemar materi yang tidak baik bagi kesehatan. "Yang pernah melakukan uji adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk rincian kualitas saya tidak seberapa ingat. Tapi lebih baik jangan," kata Kepala Sub Bidang Pengendalian Sumber Daya Alam BPLHD Kota Bekasi Sugiono.
Selain dicurigai mengalami pencemaran, penggunaan air tanah juga dinilai berlebihan. "Hasil uji menyebutkan penurunan muka air tanah sudah pada tahap rawan. Hal ini mengindikasikan, penurunan mencapai 40 sampai 60 persen dibandingkan penggalian awal. Pada kenyataannya memang ada penurunan 0,5 sampai 1 sentimeter," kata Sugiono.
Air tanah adalah komponen penyusun permukaan. Apabila penyedotan terus dilakukan, bukan tidak mungkin penurunan permukaan akan terjadi. Terkait hal ini Sugiono belum melakukan uji lanjut. "Saat ini, kita mengajukan anggaran untuk kualitas air minum. Untuk mengecek penurunan mungkin menyusul," ujarnya. Namun kondisi ini tidak berlaku di semua tempat. Radius hasil uji harus diketahui. Hal ini dikarenakan kondisi air tanah terus berfluktuasi. Sugiono mengatakan, titik sampel yang diambil seharusnya lebih banyak untuk menjamin kredibilitas data.