REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Tim Robot Rahmat dari Sekolah Dasar (SD) Plus Rahmat Kediri, Jawa Timur, berhasil menjuarai Kompetisi Robot Internasional (IISRO) di Kuala Lumpur, Malaysia, 22-27 Mei 2012. Guru pembimbing tim, Bambang Dwi Setiawan yang ditemui di sekolah, Rabu mengemukakan kompetisi itu diikuti peserta dari Malaysia, Indonesia, dan beberapa negara lain.
"Kami persiapan sekitar tiga bulan untuk mengikuti kompetisi ini. Kami juga sebelumnya belajar ke Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Mereka cukup membantu kami," katanya.
Ia mengatakan, ada sembilan kategori yang dikompetisikan.Dari jumlah itu, pihaknya hanya mengikuti lima kategori, dan berhasil memenangi tiga kategori.
Kategori itu antara lain kompetisi "Robot Run" yang diikuti oleh Irfan Muhammad dan Damarjati Bagus Satrio berhasil meraih gelar juara I, "Indoor Aero Robot" yang diikuti Irfan, Damarjati, dan M Fauzan Azhima S yang berhasil meraih juara I, Aditya Narawangsa dan Abdilla Fikria Pasa juara II, dan Zaidan Rabbani M dan Wildanurrahman juara III.
Sementara itu, kategori ketiga adalah "Robot Transporter" yang diikuti oleh Irfan, Damarjati, dan Ahmad Fauzan Wida berhasil meraih juara III, dan Andi Darajat Hidayatullah, Zaidan Rabbani, serta Wildanurrahman yang berhasil meraih juara III.
Bambang mengungkapkan, anak-anak muridnya belajar dengan keras untuk kegiatan ini. Mereka dilatih merakit, membuat spesifikasi, dan berapa program untuk menjalankan robot tersebut.
Ia menyatakan sangat bangga dengan prestasi yang diperoleh anak didiknya. Terlebih lagi, kegiatan luar sekolah berupa merakit robot ini juga baru saja berdiri pada Januari 2011.
Meski memperoleh hasil positif, Bambang menyebut tetap harus mengevaluasi kegiatan tersebut. Terlebih mengenai kegagalan dalam dua kategori. Hal itu juga untuk dijadikan persiapan kompetisi lanjutan yang rencananya akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung.
"Kami akan mengikuti kompetisi selanjutnya. Saat ini, kami juga sedang siapkan," kata guru komputer tersebut.
Damarjati yang ditemui mengaku sangat senang dengan kemenangan ini. Saat kompetisi berlangsung, ia dengan teman-temannya sempat grogi karena pesaing mereka menggunakan alat yang lebih canggih.
"Alat mereka lebih canggih dan juga berpengalaman, sedangkan kami masih baru. Kami sempat grogi," katanya.
Zaidan, pelajar lainnya mengaku belajar dengan keras dengan sering melihat tentang perakitan robot lewat jaringan internet. Ia juga harus bersabar, dan selalu mengevaluasi kesalahan untuk mendapatkan hasil terbaik.
"Kuncinya harus sabar dan memperbaiki kesalahan," kata pelajar kelas empat ini.