REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Antrean di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat dikeluhkan pasien dan keluarganya. Salah seorang pasien, Rusmana yang berasal dari Sukabumi ini bahkan mengatakan dia sebenarnya akan check up kesehatan. Tetapi dia akhirnya mengurungkan niat untuk melakukan check up.
“Saya melihat antrean tidak teratur, semrawut. Padahal di RS (Rumah Sakit) di Kalimantan Timur antreannya lebih tertib dan tidak semrawut,” keluhnya kepada Republika, Rabu (9/5).
Keluarga pasien yang lain, Yoh juga sependapat. Perempuan asal Tangerang ini mengatakan satu-satunya keluhan yang ada di RSCM adalah antreannya yang sangat panjang.
Sepanjang pemantauan Republika, antrean yang panjang memang terjadi di RS pemerintah ini. Antrean terjadi terutama di pagi hari di loket pendaftaran pasien sampai Jamkesmas. Antrean bisa sampai panjang beberapa meter.
Direktur utama RSCM, Prof. DR. Dr. Akmal Taher, SpU(K) mengatakan bahwa sebenarnya antrean panjang itu tidak masalah buat pasien tetapi akar dari permasalahannya adalah apakah pasien itu benar-benar memang betul-betul perlu ada disini. “Karena RSCM kan RS rujukan nasional sehingga mestinya tidak semua pasien dirujuk kesini,” ujarnya kepada Republika, Selasa (15/5).
Dikatannya, ada pasien yang masih dapat ditangani di RS di daerah asalnya, tapi pasien tersebut dikirim ke RS ini. Kalau memang bisa ditangani, ya ditangani RS yang berada di bawah tingkatan RS ini. “Baru kalau memang tidak bisa ditangani, dikirim kesini,” katanya.
Akmal Taher juga mengatakan sebenarnya ada pasien yang dapat berobat ke RS lain, karena pertolongannya sama tetapi tidak perlu antre. Untuk pasiennya, kita prihatin dengan kondisi tersebut. Tetapi sebenarnya sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik. Itu adalah terjemahan dari antrean panjang.
“Jadi jalan keluarnya bukan cara mengubah antrean panjang tetapi bagaimana sistem rujukan itu diperbaiki,” tuturnya. Dikatakannya juga, selain itu ada penyadaran ke masyarakat bahwa kalau sakit tidak perlu datang langsung ke RS ini.