Senin 28 May 2012 19:19 WIB

Wapres: Pengelolaan Sumber Daya Alam tak Terkait Nasionalisme

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Djibril Muhammad
BANDA ACEH, 13/4 - FUNGSIKAN EWS. Wapres Boediono memberikan arahan pada pertemuan dengan muspida Aceh di Banda Aceh, Jumat (13/4). Wapres meminta pihak terkait memfungsikan Early Warning System (EWS) tsunami di Aceh, menata kembali jalur evakuasi
BANDA ACEH, 13/4 - FUNGSIKAN EWS. Wapres Boediono memberikan arahan pada pertemuan dengan muspida Aceh di Banda Aceh, Jumat (13/4). Wapres meminta pihak terkait memfungsikan Early Warning System (EWS) tsunami di Aceh, menata kembali jalur evakuasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyatakan beberapa langkah yang diambil pemerintah belakangan tidak terkait pada kepemilikan atau nasionalisme. Hal itu dikatakannya terkait dengan merebaknya isu semangat nasionalisme dalam pengelolaan sumber daya alam nasional.

"Yang pemerintah inginkan adalah bagaimana penggunaan sumber daya alam bisa semakin maksimal dan semakin memperkuat struktur ekonomi dengan meningkatkan derajat pengelolaannya, tidak dengan menjual semata-mata barang mentah," kata Boediono saat menjadi pembicara kunci di Globe Asia Business Summit, Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (28/5).

Selain itu juga karena banyak sumber daya alam yang tidak terbarukan, maka pemerintah siap merenegosiasi agar bagaimana pengelolaan sumber-sumber itu bisa dimaksimalkan. "Namun kita tidak akan melakukan hal-hal unilateral, bukan itu yang akan kita lakukan," katanya menegaskan.

Boediono menggarisbawahi tentang sikap optimisnya menghadapi krisis. Ia yakin bila Indonesia berbenah dan menata pengelolaan ekonomi dengan baik maka negeri ini akan bisa menghadapi gejolak perubahan yang terjadi dalam ekonomi global saat ini.

"Intinya kita harus fokus. Daripada menyebar energi kita kemana-mana, lebih baik kita fokuskan kepada hal-hal tadi yang harus kita lakukan. Saya yakin kita bisa menyelesaikannya dengan baik. I’m optimist that we will be able to complete this second half strongly," tandas Boediono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement