REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tingkat Konsumsi susu masyarakat Indonesia terendah dari negara Asia lainnya. Dengan hanya mencapai 11,09 liter per kapita per tahun dimana Malaysia dan Filipina mencapai 22,1 liter, Thailand 33,7 iter, Vietnam 12,1 liter dan India sebesar 42,08 liter kapita/tahun.
"Konsumsi kita memang terendah dari Asia lainnya, apalagi dibanding Eropa kita jauh," ujar Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan dalam Press Conference HSN di Jakarta, Senin (28/5).
Terlebih produksi susu negeri juga masih jauh dari standar yaitu hanya 30 persen atau sebesar 1208000 ton dengan total konsumsi sebesar 3120000 ton dan sisanya 70 persen adalah impor.
Hal ini kata Rusman dikarenakan masyarakat Indonesia lebih suka dan mengenal produk susu bubuk ketimbang susu segar atau susu cair, dengan konsumsi susu cair dalam bentuk UHT sebesar 4,6 persen atau 118,5 ribu ton, susu steril 2,7 persen atau 69 ribu ton, susu pasteurisasi 1,2 persen atau 30 ribu ton dan susu bubuk sebesar 43,3 persen.
"Sebesar 70 persen itu dalam bentuk susu setengah jadi,"tambah Rusman.
Oleh karena itu, guna mengurangi impor menurut Rusman kita akan mengembangkan susu perah atau susu segar dengan menangani lebih intens pasca perahnya, memfasilitasi peralatan pasteurisasi serta melipatgandakan produksi susu segar.
Mengenai pelipatgandaan ini, Direktur Budidaya Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Fauzi Luthan akan mengimpor sapi perah sebanyak 2300 ekor sehingga, akan menambah jumlah total sapi perah tahun 2012 ini sebesar 630,326 ekor.
Tentu saja kata Rusman, pemerintah telah menyiapkan tindakan karantina agar terhindar dari beberapa penyakit sapi yang mematikan,"Karantina akan dilakukan agar sapi yang masuk aman,"kata Rusman.