REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR- Sejumlah tenaga kerja wanita (TKW) asal Cianjur, Jabar, mengaku diintimidasi saat tiba di Terminal IV Bandara Soekarno Hatta. Sejumlah TKW yang baru pulang dari negara timur tengah itu, mengaku dipaksa untuk menukarkan uang Real bawaannya pada sejumlah orang yang diduga petugas bandara setempat.
Bahkan, mereka mengaku sempat mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari beberapa oknum petugas tersebut. Suryati binti Abad Saripudin (36) warga Kampung Hamerang, Desa Hegarmanah, Cibinong, Cianjur, Ahad (27/5) , membenarkan hal tersebut.
"Bahkan mereka sempat mengerayangi tubuh saya. Saya tidak tahu mereka mau mencari apa, kok sampai ke tubuh," katanya. Dia menuturkan, usai digeledah dua orang perempuan yang mengaku petugas bandara memaksa untuk menukarkan uang real yang dibawanya pada petugas tersebut dengan nilai tukar Rp2.200 per real, jauh dari harga tukar sebenarnya.
"Jelas-jelas saya keberatan, karena nilai tukarnya di bawah standar. Tapi mereka tetap memaksa bahkan menakut-nakuti saya, katanya uang dari luar negeri harus ditukarkan di sini sesuai aturan," kisahnya.
Dia mengaku, terpaksa menukarkan uang sebesar 7.250 real hasil jerih payahnya bekerja di Arab Saudi itu. Selain dirinya, Suryati menyebutkan, sejumlah TKW lainnya mendapatkan hal serupa.
"Selain mengalami kerugian materi, harga diri saya seperti direndahkan, mereka memandang saya dan teman-teman TKW seperti sapi perahan," ucapnya.
Sementara itu, pegiat buruh migran dari LSM Follic Cianjur, Nono Karyono, menyayangkan terjadinya tindak intimidasi terhadap TKW tersebut. Ini jelas dia, menunjukkan, kaum buruh migran masih rentan dari tindak pemerasan, intimidasi hingga pelecehan.
"Banyak pihak, mulai dari aparat kepolisian, pihak BNP2TKI, LSM dan lainnya ada di bandara, namun kejadian seperti ini berjalan dengan leluasa. Pahlawan devisa yang pulang kampung itu, seharusnya mendapatkan rasa aman, bukan diperlakukan seperti sapi perahan," ujarnya.