Ahad 27 May 2012 16:12 WIB

Pengamat: Harusnya Usia Dibatasi, Bukan Pembatalan Konser

Rep: M Akbar/ Red: Dewi Mardiani
Lady Gaga saat konser.
Foto: Antara
Lady Gaga saat konser.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat musik, Remmy Soetansyah, menyesalkan pembatalan konser Lady Gaga. Harusnya, kata dia, untuk menghindari ancaman dekadensi moral dari konser Lady Gaga, bisa dilakukan dengan cara melakukan pembatasan usia para penonton.

''Masalah gagalnya konser Lady Gaga ini sungguh tidak berkaitan dengan alasan musikal sama sekali. Tapi pembatalan ini sudah masuk ke ranah politik dan agama,'' kata Remmy di Jakarta, Ahad (27/5).

Menurut Remmy, pro-kontra terhadap datangnya Lady Gaga merupakan hal yang wajar terjadi. Namun sebagai negara demokrasi, kata dia, harusnya ada proses dialog antara kelompok yang menentang maupun sebaliknya. ''Tapi saya melihat kita belum cukup pintar dan arif dalam menyikapi masalah seperti ini. Tidak adanya dialog antara pemberi izin dan yang meminta izin adalah pertanda lemahnya kita dalam beradu argumentasi.''

Remmy mencontohkan bagaimana di Korea adanya titik temu terhadap rencana manggungnya Lady Gaga. Ia mengatakan, di sana penonton yang hendak menyaksikan aksi panggung penyanyi asal Amerika Serikat itu dilakukan pembatasan. ''Di sana yang boleh menonton adalah mereka yang sudah dinyatakan dewasa oleh hukum di negara tersebut. Ini sebenarnya bisa menjadi jawaban untuk menghindari terjadinya dekadensi moral,'' ujarnya.

Di Indonesia, kata Remmy, sebagian penonton Lady Gaga adalah remaja yang baru puber. Jumlah mereka, kata dia, bisa mencapai 80 persen dari sekitar 50 ribu penggemar Lady Gaga. ''Saya melihat dalam kasus di sini ada orang besar yang memaksa ini harus jadi main dengan alasan mereka mau melihat tim produksi bisa bekerja,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement