REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badai Sanvu yang menyebabkan bencana banjir dan longsor di Kota Ambon, Ahad (27/5) menyebabkan sebanyak delapan orang meninggal dunia. Namun, pada jumlah korban tewas tersebut, dua diantaranya hingga kini belum ditemukan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Broery Tjokro, Ahad (27/5). Belum diketemukannya dua orang tersebut, menurut dia dikarenakan lokasi yang sulit, berupa wilayah pegunungan dan tebing. "Dua dari delapan memang belum diketemukan karena lokasinya sulit," ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya bersama beberapa pihak terkait sampai saat ini masih terus melakukan pencarian. Namun, upaya tersebut harus terhambat karena alat evakuasi yang dipergunakan sangatlah sederhana, seperi pacul, sekop, dan tangan.
Sulitnya medan juga membuat tidak memungkinkan untuk mendatangkan alat-alat berat. Selain itu, lanjut dia, hujan yang terus menerur turun pun menjadi kendala tambahan. Kendati demikian, pihaknya mengatakan akan tetap melakukan pencarian. "Malam nanti kalau tidak ditemukan pencarian akan tetap dilakukan dengan menggunakan senter," ungkap Tjokro.
Sementara untuk empat korban yang mengalami luka ringan, kata dia, sudah mendapat penanganan dari rumah sakit umum dan telah bisa kembali ke kediaman asal. "Posko juga sudah dibangun di Pemkot Ambon dan lokasi tempat longsor," ujarnya.