Jumat 25 May 2012 15:40 WIB

Saksi Mata: Kejadian IPB Disangka Penggerebekan Teroris

Pistol (Ilustrasi)
Foto: Corbis.com
Pistol (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Salah satu saksi mata kejadian penembakan dua anggota satuan pengamanan, yakni Supriatna (44) dan Suhardi (46), yang diberondong penjahat sebelum azan Jumat di Masjid Al-Hurriyah Kampus IPB Darmaga menyangka kejadian itu adalah penggerebekan teroris.

"Jamaah banyak yang menyangka ada penggerebekan teroris, dan ada pula yang mengira ada 'maling' (pencuri) tertangkap," kata Gladi "Yayan" Hardiyanto, aktivis Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) yang juga mahasiswa S-2 IPB di Bogor, Jumat.

Ia menjelaskan, pada Jumat dirinya hendak menemui dosen pembimbing untuk tugas akhir, dan menyempatkan diri untuk shalat Jumat di Masjid Al-Hurriyah.

"Saya sendiri mengambil tempat shalat di lantai dua masjid, dan tiba-tiba mendengar rentetan tembakan lebih kurang empat hingga lima kali," katanya.

Usai shalat, bersama jamaah lain di lantai dua kemudian ia turun ke bawah, dan justru mendapati dua Satpam yang ditembak penjahat itu terkapar di parkiran kendaraan kompleks masjid.

Menurut dia, dari rekaman yang sempat diabadikan oleh mahasiswa lain melalui telepon genggam, terlihat jelas korban ditembak di bagian jantung dan perut.

"Yang satu sudah terlentang dan yang satu dalam kondisi telungkup," katanya menambahkan.

Berdasarkan pembicaraan usai kejadian itu, kata dia, ada dua versi kejadian itu, yakni pertama penjahat akan mencuri sebuah sepeda motor berukuran besar dan kepergok Satpam.

Sedangkan versi kedua, ada yang menyebutkan pelaku dendam pada Satpam yang ditembak pertama.

"Namun, itu semua adalah pembicaraan oleh warga yang ada di lokasi, tentu pihak kepolisianlah yang bisa menjelaskan peristiwa sebenarnya," kata Yayan, panggilan karib Gladi Hardiyanto.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement