REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama di Kantor Kemendikbud Jakarta, Kamis (24/5). Kerjasama di bidang beasiswa ini diharapkan bisa mengangkat harkat martabat warga Palestina dengan jalur keilmuan.
"Penandatanganan ini bukti adanya dukungan pemerintah pada program yang dirintis BSMI. Sehingga kerja kami lebih mudah untuk membuka jejaring kerjasama dengan universitas di Indonesia," sebut Sekjen BSMI, Muhammad Rudi.
MoU ini ditandatangani oleh mahasiswa Palestina yang mendapatkan beasiswa pendidikan di Indonesia, yakni dr. Amin Al Nawjha, dr Moin Al Shurafa, Mohammad Shabat, dan Abdelrahman Elnweiri yang disaksikan oleh Sekjen BSMI Muhammad Rudi dan Kepala Program Beasiswa Unggulan Kemendikbud Dr Abe Susanto.
Kemendikbud menindaklanjuti program ini dengan menambah kesempatan pembukaan pendaftaran di berbagai jurusan non medik. Pasalnya, keempat mahasiswa dari Gaza yang telah mengikuti beasiswa ini sebelumnya mengambil jurusan kedokteran di UGM dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun ini, ungkap Rudi, ada sekitar 12 calon mahasiswa yang direncanakan tiba di Indonesia medio November mendatang. Selain jurusan kedokteran, kini mereka berminat di jurusan teknik, farmasi, ekonomi manajemen, dan beberapa jurusan lainnya.
Jumlah bantuan pendidikan yang digelontorkan juga variatif. Jika menempuh pendidikan di Jurusan Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, setidaknya setiap mahasiswa Palestina itu mendapat dana Rp 270 juta hingga masa studi mereka selesai. Termin pertama dibayarkan sebesar Rp 70 juta.