REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan mendapat minyak sebanyak 100 ribu barel produksi dari aset di Kazakhstan. Hal ini ditegaskan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan saat ditemui wartawan dalam Seminar dan Konferensi Indonesian Petroleum Association (IPA) ke 36, Kamis (24/5).
Meski masih mengkaji potensi aset, ia mengaku mengharapkan menggarap dua hingga lima aset di negara Eropa Utara itu. Dikatakannya potensi di negara tersebut sangat positif, apalagi perbandingan antara kebutuhan masyarakatnya dan potensi minyak sangat signifikn.
“Untuk 17 juta penduduk, negara itu hanya membutuhkan 250 ribu barel per hari,” ujarnya Karen. Ia mengaku ada sekitar 1,25 juta barel minyak yang bisa digarap Pertamina dan diekspor ke luar Kazakhstan.
Menurutnya, Pertamina percaya dalam lima tahun ke depan, produksi minyak di Kazakhstan diperkirakan mencapai 2,5 juta barel per hari. “Sehingga kalau kita tidak garap di sana, Pertamina rugi,” katanya lagi.
Untuk itu, dalam waktu dekat, Pertamina dan perusahaan minyak nasional national oil Kazakhstan, Kazmunaigas, akan membentuk kelompok kerja sama. Ia mengatakan hal ini penting untuk melihat aset potensial yang bisa dimanfaatkan Pertamina.
Meski demikian, ia enggan menuturkan berapa investasi yang bakal dikucurkan. Karena mengaku masih melihat berapa harga yang ditawarkan.
Guna menggarap minyak di Kazakhstan, Pertamina tidak akan sendirian. Pertamina juga menjalin kemitraan dengan Korea National Oil Corporation (KNOC). Ini tidak hanya berlaku untuk Kazakhstan semata. Tetapi juga sejumlah negara lain, di mana Pertamina dan NOC mengkaji potensi minyak dan gas.