Rabu 23 May 2012 20:01 WIB

Puluhan Ribu Pelajar Sekolah Islam Terpadu Tolak Lady Gaga

Siswa-siswi Sekolah Islam Terpadu menolak kehadiran Lady Gaga
Foto: jsit
Siswa-siswi Sekolah Islam Terpadu menolak kehadiran Lady Gaga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Puluhan ribu siswa-siswi Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) akan menggelar sikap dengan aksi tandatangan menolak kehadiran penyanyi Lady Gaga di Indonesia.

Aksi yang sudah dimulai oleh beberapa sekolah Sekolah Islam Terpadu Insan Mandir Jakarta dan Nurul Fikri Depok ini akan diikuti juga oleh sekitar 1.200 lembaga pendidikan setingkat TK-SMA seluruh Indonesia tersebut yang akan berlangsung Kamis (24/5) di berbagai lembaga pendidikan tersebut.

‘’Ini gerakan moral dari kami, keluarga besar Jaringan Sekolah Islam Terpadu dalam menolak semua bentuk atau upaya perusakan karakter bangsa, khususnya di kalangan generasi muda,’’ ujar Ketua Umum JSIT Drs. Sukro Muhab, Msi dalam siaran persnya.

Menurut Sukro, semua lagu, musik, syair dan perilaku Lady Gaga tak satu pun yang bernilai positif dalam pendidikan generasi muda. ‘’Jangankan dinilai dari sudut pandang agama. Secara keseluruhan saja, tak satu pun yang ditampilkan oleh Lady Gaga memberi dampak positif bagi generasi muda. Bahkan, yang justru terjadi karya-karya dia merusak usaha pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai kesucian, kejujuran, keadilan dan kebangsaan,’’ tandas Sukro.

Sukro pun menunjuk berbagai penolakan yang terjadi di negara-negara tempat konser Lady Gaga berlangsung. Semua itu, katanya, memberi bukti bahwa ada nilai-nilai universal yang telah dilanggar oleh Lady Gaga dengan karya-karya seninya. Dengan demikian, penolakan tersebut tak semata dilabelkan kepada mereka yang ada dalam barisan lembaga atau tokoh agama.

‘’Kita, para pendidik ini sudah disibukkan dengan upaya mendidik para peserta didik dalam menjaga moralitas dan karakter sebagai manusia Indonesia yang agamis dan cerdas. Kalau kemudian, usaha ini selalu dihadapkan dengan berbagai pertunjukkan yang tak mendukung upaya pendidikan kami, secara jelas dan tegas pasti akan kami tolak,’’ tegas Sukro.

Oleh karena itu, selain menggelar aksi penolakan berupa penggalangan tanda tangan puluhan ribu siswa-siswi JSIT, Sukro mengajak serta mengimbau kalangan pendidik untuk bersama-sama mengingatkan anak didiknya terhadap upaya perusakan terhadap pendidikan karakter mereka. Ia pun mendorong aksi ini tak hanya berlangsung di kalangan keluarga besar JSIT, namun juga di berbagai lembaga pendidikan lainnya, termasuk sekolah-sekolah negeri dan keagamaan seperti madrasah serta pesantren.

Sebagai lembaga yang menghimpun ribuan lembaga pendidikan di seluruh Indonesia, JSIT segera mengirimkan laporan aksi ini ke berbagai lembaga yang berkompeten seperti Mabes Polri, Polda Metro Jaya, MUI dan media massa sebagai wujud tanggungjawab menjaga moralitas dan karakter peserta didik yang ada di lingkungan lembaga JSIT.

sumber : siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement